Mengenal Pesona Pasar Palmerah

0
3817

Salah satu pasar dengan sejarah yang cukup panjang adalah Pasar Palmerah. Pasar golongan B yang berdiri sejak zaman Batavia ini berlokasi di Jalan Palmerah Barat, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kami berjalan kaki selama 15 menit untuk mencapai Pasar Palmerah. Pasar Palmerah yang berdekatan dengan tempah ibadah konghucu ini telah diremajakan sejak tahun 1999. Pasar Palmerah terdiri dari 5 tingkat dan memiliki 900 lebih toko dan kios pedangang di dalamnya. Lebih tepatnya memiliki 917 toko. Jenis-jenis produk yang dijual juga beragam, mulai dari barang-barang standar di pasar seperti sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ayam, dan ikan, hingga barang kelontong sejenis pakaian, furnitur plastik, mainan, salon dan yang paling unik adalah onderdil dan jasa servis mobil.

Lantai 4 Pasar Palmerah terdapat banyak pilihan toko yang menjual onderdil mobil. Foto: Alam Afrizal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ya, benar sekali. Kamu tidak salah baca. Onderdil mobil merupakan salah satu produk unggulan yang dijual di Pasar Palmerah ini. Toko-toko yang menjual onderdil mobil berada di lantai 4. Onderdil-onderdil yang dijual di sana terkenal berkualitas bagus dan harganya terjangkau. Karena terkenalnya onderdil di pasar ini para pengunjung pasar tidak hanya dari sekitar Palmerah, Jakarta Pusat.

Kami mewawancarai beberapa pedagang di pasar untuk mencari tahu mengenai kondisi penjualan di pasar. Narasumber kami yang pertama bernama Ibu Rina. Ia berjualan hijab di lantai 2 seberang Ramayana. Ibu dari 3 anak ini rupanya sudah berjualan di Pasar Palmerah selama 26 tahun dan tidak pernah pindah. “Pasar ini bersih dan aman, tidak ada kejadian macam-macam,” jawab Ibu Rina saat ditanya mengenai kelebihan Pasar Palmerah. Jumlah pembeli pun relatif stabil dan keuntungan yang didapat cukup lumayan sekalipun jumlahnya bervariasi dari hari ke hari.

Selanjutnya, kami menemukan sebuah toko Jamu dan obat-obatan herbal lain di lantai yang sama. Toko itu dimiliki oleh Bapak Junaedi. Berawal dari berjualan di kios pinggir jalan, ia berakhir di Pasar Palmerah dan sekarang sudah menetap di kios lantai 2 selama 12 tahun. Saat ditanya mengenai kelebihan pasar ini, jawabannya pun sama, Pasar Palmerah adalah pasar yang aman untuk berjualan.

Salah satu orang yang kami wawancara berikutnya adalah Kepala Pasar. Nama beliau adalah Pak Suherman. Pak Suherman menyambut kami dengan baik dan ramah. Sebagai kepala pasar Palmerah, Pak Suherman bertugas untuk membina para pedagang pasar dan menjaga kemanan dan kebersihan pasar agar seluruh pengunjung dan pedagang nyaman melakukan aktivitas.

Masyarakat Pasar Palmerah mementingkan asas kekeluargaan. Para pekerja dan pedagang pasar suka mengadakan acara tabligh akbar dan memanggil kiyai. Pak Suherman juga mengatakan bahwa ia lebih memilih acara seperti tabligh akbar dibanding acara dangdutan. Kegiatan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan warga sekitar juga penting. Ini bukan pertama kali nya Pak Suherman menjadi Kepala Pasar. Pak Suherman pernah menjadi kepala pasar di Pasar Pondok Labu 2008-2011, Pasar Lapang 2011-2016, dan di Pasar Lenteng Agung selama 9 bulan. Menurutnya, Pasar Palmerah yang memiliki keterikatan kekeluargaan paling kuat dan kinerja para pegawai yang bagus.

Pasar Palmerah ini juga memiliki fasilitas yang tidak dimiliki oleh pasar lain. Selain adanya onderdil pasar ini memiliki fasilitas lapangan futsal. Lapangan ini terbuka untuk umum. Untuk menggunakan lapangan futsal ini harus dilakukan pemesanan terlebih dahulu. Terdapat 5 buah lapangan yang luas dengan rumput.

Dulunya, pasar ini memiliki bioskop sekarang sudah digantikan oleh Ramayana. Pasar ini juga memiliki eskalator dari lantai 1 hingga lantai 3 menuju Ramayana dan sebuah toko sepatu yang cukup besar.

Makanan yang dijual di sini yang recommended banget adalah Soto Kudus dan sayur asem di wartegnya. Di sore hari juga terdapat penjual kue-kue pasar dalam jumlah besar.

Pokoknya, gak bakal nyesel deh kalo mengunjungi Pasar Palmerah ini. Semuanya serba ada, mulai dari yang bisa dimakan, mentah dan matang, sampai yang tidak bisa dimakan.

Rianita Gunawan

Kelompok Paskalis

Magangers Kompas Muda Batch IX

Siswa SMA Santa Ursula Jakarta