Kabut Nasib

0
117

Kalut pikirku

Sesekali ku ingat lagi gagal-demi gagal

Lalu Kembali memberontak dengan nasib

Menggebu dalam diam

Ingin muntah ketika mencium bau nasib

Aku sudah mabuk keadaan

Hilang kendali akan pikiran

Banyak suara cicilan dan tagihan

Meminta untuk segera diselesaikan

Tapi kantong masih melompong

Perut juga sering berkeroncong

Seandainya saja “andai dapat dicapai dengan mengandai”

Andai bisa jadi engkau yang hari-harinya bergemuruh rindu pada pelita agama

Tanpa pusing besok makan apa

Bulan depan bayar kos berapa

Hanya fokus mengembangkan diri

Dan menjadi bermanfaat

Atau

Andai aku jadi engkau yang Ketika kehabisan uang dan semangat

Ada tempat meminta do’a dan biaya

Lalu dengan tenang Kembali merajut asa tanpa takut kurang do’a dan dana

Aku sedang kalut

Tapi masih berusaha agar mampu mengucap kata penenang

Yaitu kata “aku tidak sendiri” meski pada dasarnya memang segalanya

ku hadapi sendiri