KKN Mandiri Putra Daerah Universitas Lampung

0
510

Sejak awal KKN Universitas Lampung  Periode II Thun 2020 dirumuskan dengan rinci yang memperhatikan protokol kesehatan penanganan Covid-19. Pembekalan KKN pun dilaksankan secara daring antara dosen dengan mahasiswa melalui Zoom. Sebagaimana disampaikan para dosen saat pembekalan bahwa pelaksanaan KKN periode ini memiliki latar belakang berbeda dari sebelumnya.

Sebelumnya KKN biasa dilaksanakan di desa sekitar provinsi Lampung, tetapi sekarang justru dilaksanakan di berbagai daerah tempat mahasiswa berdomisili. Keputusan itu diambil karena penyebaran Covid-19 yang masih cukup riskan, sehingga dilaksanakan KKN Mandiri Putra Daerah Unila dengan tema “Menyongsong Era New Normal pada tanggal 1 Juli sampai dengan 10 Agustus 2020”.

Bentuk KKN boleh beda, tetapi tujuannya tetap sama untuk pengabdian mahasiswa pada masyarakat secara konkret. Pada periode ini, mahasiswa disebarluaskan ke berbagai daerah tempatnya berdomisili. Jika mahasiswa yang berdomisili di desa sekitar provinsi Lampung, maka mahasiswa akan melaksanakan KKN di desa tersebut.

Jika mahasiswa berdomisili di desa luar provinsi Lampung, maka mahasiswa akan ditempatkan di desanya tersebut. Kendati demikian, mahasiswa tetap dimonitoring oleh DPL (dosen pembimbing lapangan) secara daring meskipun desa tempat mahasiswa KKN terletak jauh dari Lampung.

Beda lokasi

KKN ini terdiri atas beberapa kelompok, sebagaimana kelompok saya bersama teman-teman yang lain. Kelompok KKN saya terdiri dari tujuh orang. Enam dari anggota kelompok kami melaksanakan KKN di Desa Bumi Waras, Bandar Lampung sedangkan saya melaksanakan KKN di di Desa Pasir Babakan, Rangkasbitung, Banten. Mengingat saya memang berdomisili di sana, maka panitia menempatkan saya KKN di tempat saya tinggal sehingga saya dengan teman lain terpisah secara tempat, tetapi pelaksanaan KKN tetap sama esensinya.

Kelompok kami memiliki program kerja sesuai dengan potensi dan problematika desa.  Masyarakat Bumi Waras berwirausaha kemplang dengan bahan dasar ikan pesisir pantai. Masalahnya warga di sana masih belum melek teknologi sehingga mahasiswa yang melaksanakan KKN di Bumi Waras berencana mengadakan sosisalisasi pengolahan kemplang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.

Selain itu, di sana masih minim wawasan terkait penanganan Covid-19 maka mahasiswa pun berencana mengadakan sosialisasi juga agar masyarakat setempat paham dan tahu penanganan Covid-19 secara mendasar. Kami masih punya program kerja lain untuk warga desa Bumi Waras.

Di lain pihak, saya melaksanakan program kerja KKN di tempat berbeda. Saya mengabdi di desa tempat saya berdomisili sehingga saya menyusun program kerja sesuai potensi dan problematika di desa Pasir Babakan, Rangkasbitung. Saya menyusun program kerja dengan sektor agama, pendidikan, dan kesehatan masyarakat. Saya rasa itulah sektor penting yang perlu dibenahi pada masyarakat setempat dengan segala potensi dan problematika yang ada di dalamnya.

Saya melakukan agenda rutin dari Senin hingga Minggu dengan berbagai kegiatan. Saya mengajar anak-anak jenjang SD-SMP di mushola dengan kegiatan mengaji iqro’, juz ‘amma, Al-Qur’an, pendidikan agama Islam, calistung (baca, tulis, hitung), dan bahasa Inggris sejak Senin hingga Sabtu. Saya berharap anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang unggul dan religius  dalam ilmu pengetahuan dan karakter.

Kadang-kadang saya mengajak belajar bersama di alam bebas agar  mereka mengikuti pelajaran dengan pemikiran yang jernih. Bahkan, kadang saya mengajak mereka bermain futsal di akhir pekan agar ada variasi kegiatan. Di hari Minggu biasanya saya kerja bakti untuk membersihkan mushola setempat dengan anak-anak  agar tempat belajar senantiasa nyaman dengan kondisi yang bersih.

Sela-sela rutinitas mengajar, saya mengadakan sosialisasi pendidikan yang diikuti oleh masyarakat setempat di jenjang SD, SMP, SMA, dan orang tua dengan tema “Merevitalisasi Pendidikan Masyarakat dengan Penguatan IPTEK dan Karakter”. Kegiatan itu bertujuan agar masyarakat setempat paham dan mampu merealisasikan kehidupannya dengan bekal pendidikan yang terpadu. Selain itu, saya juga sempat mengadakan kegiatan lomba dalam rangka PHBI ‘Idul Adha  khusus anak-anak jenjang SD-SMP agar mereka mampu belajar dari peristiwa ‘Idul Adha tentang totalitas dan dedikasi seorang Nabi Ismail pada ayahnya Nabi Ibrahim.

Beberapa hari lagi KKN akan berakhir, namun pengabdian pada masyarakat tak boleh berakhir. Harapannya masyarakat mampu tercerahkan dengan adanya mahasiswa yang mengabdi bagi masyarakat dengan berbagai kegiatan melalui ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Masyarakat harus tetap dicerahkan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan karakter secara berkelanjutan sehingga terbentuk corak masyarakat yang unggul.

Finka Setiana Adiwisastra, Mahasiswa S1 Jurusan Hubungan Internasional Unila