Kita telah Sampai di Sayang Heulang

0
71

Membaca bukan lagi karib, Sayang.

Alih-alih mencari standar deviasi dan indikator sistem informasi, aku hanya mencarimu, membaca deru dan seru ombak di matamu yang tertinggal di Sayang Heulang.

Rumah kita dibiarkan sendirian, bubungan hilang dari dekapan. Lagu-lagu sedih lebih banyak diputar, anak saudara bermain cinta karena tawa Ayah tak lagi nyata.

Kita telah sampai di Sayang Heulang

dengan harap dan lelah yang

bermuara di gelanggang.

Kenangan dipaksa pulang atas benci yang makin pasang, atas rasa yang kian surut.

Baju dan cincin pengantin terombang-ambing air laut, terasa kecut dan asin karena mata telah lama tak bicara.

Bibir pantai dan angin mengecup, membelai masa kecilnya yang tertinggal disana.

Berbekas kemacetan jalan, sepenggal es kelapa, rok bunga dan sepatu yang basah.

Kenangan dipaksa pulang atas benci yang makin pasang, atas rasa yang kian surut.

Jika kita telah sampai di Sayang Heulang,

Tapi kita takkan pernah sampai.

 

Ashila Fajwah