Luka Di Tempurung Kepala

0
218

Sajak kali ini memberontak

Mungkin kata ini terlalu kaku

Hingga masih dikekang malam dengan pandangan kian menajam

Apalagi siang, semakin membangkang jika diajak melamun

Mencoba berdo’a padaNya

Bicara pada hampa udara

Tetapi ia justru menyiksa dan menundukkan muka

Ia inginkan seseorang yang pantas dan yang cerdas

Yang pandai membawa diri dalam segala suasana

Kalah, memang kalah

Sejenak sebelum beranjak meniti tapak kaki

Mengukir jejak perih tertatih mendapatkanmu

Tunggulah

Esok pagi akan datang mengganti hari ini

lalu hari ini jadi kemarin

Tenang saja

Karena sebelum bertempur menggempur ketidakmungkinan

Diri ini sudah berkaca pada segala kemungkinan