Kehidupanku Bukan Kehidupan Mereka

0
124

Udah skripsi nih, nanti mau kerja di mana?

Kok PKL sih, mengapa enggak langsung kerja aja?

Sekolah udah jauh- jauh sampe ke China apa kabarnya nih? nanti mau kerja apa? masa gitu doang.

Sekali, dua kali bahkan berkali-kali pertanyaan tersebut terlontarkan dari mulut beberapa orang di sekitarku. Wajar memang, terlebih untuk mahasiswa tingkat akhir sepertiku, namun bukankah ini hidupku? hidupku merupakan pilihanku bukan?

Tak jarang orang tuaku pun berpesan kepadaku untuk lebih giat bekerja setelah ini untuk membuktikan kepada mereka yang sudah meremehkanku semasa aku mengemban kuliah.

Persaingan

Ya, kadang-kadang hidup acap kali dijadikan persaingan dalam hal apapun. Entah itu nilai saat sekolah, atau jabatan saat bekerja. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terunggul. Namun, apakah mereka lupa akan kebahagiaan hidup mereka yang hanya sekali ini?

Semakin dewasa semakin aku sadar dengan tanggung jawabku untuk menghidupi diri sendiri dengan biaya pribadi, namun jalan manakah yang akan aku pilih?

Apakah aku harus mengikuti dan selalu mendengarkan kata orang untuk hidupku walaupun aku tidak bahagia menjalaninya, namun demi nama baikku dan reputasiku ? Ataukah kehidupan yang dijalani sesuai keinginan hati sehingga tidak merasa tertekan.

Setelah aku menjalani masa internship berjalan dua bulan ini aku tersadar. Tidak selamanya kita harus memandang kehidupan orang lain seperti apa, perkataan mereka seperti apa dan kita harus bagaimana dimata mereka. Namun kehidupan itu bagaimana kita menikmati apa yang kita jalani. Karena aku sadar setiap orang memiliki jati diri dan passion masing-masing yang entah kapan mereka akan temukan.

Hidup tidak harus selalu mengejar siapa yang lebih unggul dan siapa yang menjadi juara. Untuk apa melakukan hal mengikuti perkataan dan penilaian orang lain bukanlah mengikuti kata hati. Bukankah manusia adalah salah satu makhluk yang tidak pernah merasa puas, yang menyebabkan kita akan selalu kurang dimata mereka?

Ini kehidupanku, bukan kehidupanmu.

Jangan biarkan perkataan orang menjadi tolak ukur kehidupanmu. Jika kita bisa membuat hidup kita lebih berarti dan bahagia dengan cara kita sendiri, mengapa kita harus membebani diri dengan penilaian orang lain?

My life is my business not yours or them…

Alaika Salamah, mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta Program Studi D4 Perhotelan