Belajar Daring dan Istirahat Yang Cukup

60
860

Pandemi covid-19 yang mewabah di Indonesia dan negara lain di dunia menimbulkan dampak terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan. Belajar daring adalah satu-satunya alternatif yang dapat dilakukan supaya pendidikan di Indonesia tetap berjalan semestinya. Namun, ternyata pendidikan secara daring secara tidak langsung menuntut siswa dan mahasiswa supaya dapat beradaptasi dengan sistem yang baru, sehingga membuat pelajar merasa tertekan dan stres.

Sering kali perkataan “lebih enak belajar langsung daripada daring” diungkapkan sejak belajar daring berlangsung. Hal tersebut dirasakan oleh kami – sebagian besar siswa dan mahasiswa, sebab belajar daring membuat kami susah fokus. Pada akhirnya menyebabkan kami kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru atau dosen. Berbagai kendala juga terjadi, seperti hilangnya jaringan internet, perangkat elektronik yang kurang memadai dan kuota internet yang terbatas.

Selain itu, belajar daring juga memberi dampak psikologis. Tak jarang, banyak siswa dan mahasiswa yang merasa stres, pusing, jenuh, panik, dan cemas. Tugas yang terus menerus berdatangan, kadang-kadang sulit dimengerti. Tenggat waktu yang terbatas membuat pelajar merasa terbebani yang pada akhirnya membuat malas. Semangat belajar pun turun.

Waktu istirahat juga jadi  tidak menentu. Pada saat belajar yang dilaksanakan secara tatap muka, waktu antara istirahat dan belajar terlihat jelas. Namun, belajar daring ini membuat kami terus menerus mengerjakan kewajiban lantaran banyaknya tugas dan keharusan belajar. Padahal, istirahat adalah satu bagian penting yang tak boleh dilupakan. Ada kalanya saat kita sedang istirahat, ketidakpahaman terhadap materi dan tugas selalu berada di pikiran. Akibatnya, kami mau tak mau harus melanjutkan belajar agar memahami materi sehingga bisa mengerjakan tugas dosen. Apalagi, sekarang ini sudah mendekati ujian akhir semester yang hasil dari ujian tersebut penting bagi kami.

Tahu batasan

Tugas dan belajar adalah kewajiban bagi pelajar, namun dengan begadang setiap malam untuk menyelesaikan tugas, belajar, dan terlalu fokus terhadap target – berusaha menjadi yang terbaik –  tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Kami perlu tahu batasan tubuh masing-masing orang. Terus memaksakan tidak akan membuahkan hasil dan malah membuat kita menjadi stres dan sulit untuk konsentrasi.

Ada kalanya datang masa kami merasa lelah dan juga bosan belajar. Apalagi dalam belajar daring tidak ada suasana baru, tidak ada teman, yang akhirnya memberi banyak tekanan. Baik itu karena tugas atau tidak paham dengan materi yang disampaikan dosen. Dengan adanya kejenuhan dalam belajar, motivasi dan semangat untuk belajar sudah pasti turun. Mulai merasa tidak peduli dengan kewajiban yang ada dan tidak adanya kemajuan dalam belajar atau merasa terhenti di satu titik.

Istirahat

Jika sudah merasakan kejenuhan dalam belajar, langkah yang paling tepat untuk dilakukan selanjutnya adalah istirahat. Bukan hanya sekedar tidur, tetapi istirahat dalam artian mengistirahatkan otak dari segala hal yang membuat kita lelah dan stres.

Kadang-kadang, tugas yang terus berdatangan membuat kami terus mengerjakannya dengan harapan “jika tugasku yang ini sudah selesai, aku akan punya waktu istirahat yang lebih banyak”. Harapan itu sering tidak sesuai dengan realita. Ternyata tugas yang dikerjakan lebih sulit dari apa yang kami duga.

Keadaan tersebut membuat kami lupa dengan waktu, terus menerus mengerjakannya hingga acapkali lupa dengan kegiatan lain yang tak kalah penting. Seperti waktu istirahat, makan,tidur, bahkan ibadah.  Tubuh dan otak dipaksa untuk terus bekerja hingga akhirnya munculah rasa jenuh dan kehilangan semangat belajar. Tidak hanya itu, kesehatan fisik dan mental pun terkena dampaknya.

Maka dari itu, untuk menghindari hal tersebut, alangkah baiknya kita mempunyai waktu istirahat yang cukup. Jika sudah merasa buntu dalam mengerjakan tugas dan belajar, alangkah baiknya kita istirahat terlebih dahulu, sekedar rebahan, makan, menonton hiburan, atau melakukan hobi yang disukai terlebih dahulu. Setelah itu barulah kita lanjut untuk mengerjakan tugas dan belajar,  hal itu dapat membantu kita untuk mengurangi rasa jenuh dan stres.

Untuk menyiasati keadaan tak mengenakkan itu, kita sesekali perlu memiliki waktu yang bebas dari hal berkaitan dengan pelajaran. Misalnya di akhir pekan, kita bisa melakukan aktivitas lain dan melupakan sejenak pelajaran serta tugas yang dapat membuat jenuh dan stres. Buat harimu menyenangkan dengan gayamu sendiri, tidak terikat oleh beban dan menikmati setiap menit yang berlalu.

Semangat belajar

Oh ya, suasana hati juga memengaruhi semangat belajar loh. Jika kita merasa jenuh, suasana hati kita juga kacau dan tidak nyaman. Setelah memiliki waktu istirahat yang cukup, suasana hati akan kembali nyaman sehingga dapat melanjutkan belajar dengan semangat baru. Selain itu, dukungan orang terdekat juga menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi proses belajar, contohnya seperti orang tua dan teman dekat.

Kita pasti mempunyai cita-cita agar menjadi sukses dan membahagiakan kedua orang tua. Sementara orangtua juga selalu menasehati anak agar belajar dengan rajin, tetapi, bukan berarti kita harus terus-terusan belajar hingga lupa waktu istirahat yang nanti malah berdampak kepada kesehatan fisik dan mental kita.

Sebaiknya nikmati semua proses ini dengan perlahan dan tidak terburu-buru. Kadang-kadang faktor lingkungan seperti teman yang mungkin terlalu susah diimbangi membuat kita menjadi merasa insecure dan terus berusaha lebih keras lagi. Namun, percayalah pada diri sendiri karena setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda dan cara bersinar yang berbeda. Kelak kita akan sukses dengan cara kita sendiri.

Sasti Alifiandhira, mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Comments are closed.