Bab Kejujuran

2
132

Kebaktian hati

Manusia yang baik adalah…
Adalah…
Aku tidak bisa menjawabnya…
Guru-guru sekolah dasar kerap memberitahuku
Mereka seperti Tuhan yang tahu semuanya
Batu lebih bisa dipercaya menurutku
Dengan lembutnya ia bisikkan debu
Yang mengucapkan ketidaksempurnaan pada anginnya

Setiap manusia perlu ruang kosong
Dengan rasa yang terdiam didalamnya
Dengan akal yang berhenti di sudutnya
Dengan jiwa yang dikurung di sana
Bukan lagi perlu, tapi harus
Menelisik kembali adalah sifat alami
Tanpa itu manusia hanya daun gugur
Yang mengikuti waktu terbawa angin

Aku tidak mau bilang itu salah
Karena setiap angin itu misterius
Daun gugur tidak selalu berarti masalah
Bahwa daun yang jatuh selalu dinikmati keindahannya

Aneh

Tidak ada lagi hari ini
Tidak ada lagi kemarin
Tidak ada lagi besok ataupun lusa
Jari jemari jam terus berputar tanpa menunjukkan waktu
Tugasnya hanya sebatas “ada”
Embun menetes satu persatu dikala sore
Dan bintang berburu dikala pagi
Entah mengapa
Keanehan ini rasanya sudah biasa
Ya karena seperti lainnya…
Terus menerus berputar di pusaran yang sama
Terjebak di gelas lama
Satu-satunya jalan untuk keluar, adalah mati
Mungkin mati?
Tak tahulah, habiskan saja kopinya dulu

(Awal April 2020)

-Bramanta Mas Suryandika