Kreativitas Pemuda Wonosobo di Tengah Pembatasan Sosial

0
661

Beberapa hari ke belakang, hampir semua dari kita menjalani hari yang sangat berbeda. Bahkan, mungkin bisa dikatakan tidak terduga. Bagaimana tidak, orang-orang yang setiap hari harus pergi untuk menjalankan tugasnya, sekarang harus menghabiskan waktunya di rumah sebanyak mungkin. Mulai dari anak sekolah, pekerja kantoran, aparatur sipil negara, dan banyak profesi lainnya, harus melakukan pekerjaannya di rumah selama waktu yang kita pun tidak tahu.

Sekalipun demikian, masih banyak pekerja yang tak bisa berada di rumah karena tanggung jawab atas pekerjaannya, seperti tenaga medis, tenaga kesehatan, polisi, tentara, pengemudi ojek daring, para relawan, dan masih banyak lagi. Tentu kita perlu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk mereka.

Gencarnya kampanye bekerja dari rumah dan tagar #dirumahaja rupanya sedikit demi sedikit sukses untuk membuat kalangan anak muda tetap berada di rumah. Mungkin banyak dari kalian bingung akan melakukan apa selama beberapa waktu ke depan. Sampai-sampai kegiatan di rumah pun hanya berkisar antara tidur, makan, bersosial media, dan rebahan.

Padahal banyak, lho, kegiatan yang bisa Sobat Muda lakukan selama #dirumahaja. Beberapa di antaranya seperti yang dilakukan oleh anak muda di Wonosobo, Jawa Tengah beberapa hari ini. Mereka membuat konten berupa musik, video, serta foto agar tetap produktif dan dapat menyebarkan pesan-pesan positif di tengah masyarakat.

Berikut beberapa karya kreatif dari Wonosobo yang bisa menginspirasi Sobat Muda.

Love Will Cure The World

Postingan video Love Will Cure The World di akun instagram @lukmanjrd. Foto : Muhammad Raihan Aditama

Karya kreatif yang pertama adalah hasil kolaborasi antara Luqmanul Chakim, seorang produser musik dan Arma Deni Kurniawan, seorang rapper. Dua pemuda asal Wonosobo ini membuat sebuah video musik pendek yang berjudul “Love Will Cure The World”. Video musik berdurasi satu menit ini berisi pesan-pesan untuk saling mendukung satu sama lain di tengah situasi sekarang. Selain itu, dalam video musik ini juga ada pesan mengenai bekerja dari rumah yang tak bisa dilakukan semua orang.

Karya yang luar biasa itu diunggah di akun Instagram para creator, @lukmanjrd dan @arma.dk. Video tersebut telah ditonton tak kurang dari 2.600 kali di kedua akun tersebut.

Indonesia Pusaka Versi Keroncong

Postingan video Indonesia Pusaka di akun instagram @itox_interlude. Foto : Muhammad Raihan Aditama

Walaupun mematuhi himbauan untuk berada di rumah, para musisi tidak kehabisan akal untuk berkolaborasi dari rumah masing-masing. Inilah yang dilakukan oleh kelompok Keroncong Senandung Muda Wonosobo. Walaupun berada di rumah, para musisi bisa menghasilkan sebuah lagu keroncong yang sangat enak didengarkan.

Musik keroncong yang dilengkapi alunan biola dan gitar ini berdurasi 1 menit 48 detik. Sobat Muda bisa menyaksikannya di akun Instagram salah satu musisinya, @itox_interlude.

Photography From Home

Postingan HPPW 7 Days Photo Challenge di akun instagram @hppw_wonosobo. Foto : Muhammad Raihan Aditama

Tidak hanya video, para pemuda Wonosobo juga menuangkan kreativitasnya dalam bentuk karya fotografi. Antusiasme dalam membuat karya foto dapat dilihat dari banyaknya karya yang masuk di “HPPW 7 Days Photo Challenge”. Kompetisi foto daring yang diadakan selama tujuh hari sejak 23 Maret 2020 itu diadakan oleh komunitas foto Himpunan Penggemar Photo Wonosobo. Karya-karya foto dapat disaksikan di Instagram dengan mengakses tagar #HPPW7DaysPhotographyChallenge.

Agus Nonot Supriyanto, Ketua Himpunan Penggemar Photo Wonosobo, menyebutkan ajang ini menjadi salah satu cara untuk menyosialisasikan ajakan berdiam di rumah melalui foto.

“7 Days challange bertujuan untuk menyosialisasikan ajakan diam di rumah dalam rangka mencegah penyebaran covid 19. Challenge ini sekaligus membuktikan bahwa fotografer tetap bisa berkarya walaupun diam di rumah,” ujarnya ketika dihubungi melalui pesan singkat.

Uniknya, hadiah dalam kompetisi ini merupakan hasil swadaya dari anggota komunitas dan siapapun yang bersedia untuk berpartisipasi. Hingga akhirnya terkumpul beberapa hadiah seperti lensa kamera, buku, charger kamera, hingga mi instan. Adanya mi instan dalam daftar hadiah bukan tanpa makna. Nonot mengatakan bahwa mi instan menjadi salah satu simbol bekal untuk menjalankan kegiatan “diam di rumah”.

Itulah beberapa karya anak muda Wonosobo dalam mengisi kegiatan selama di rumah. Ternyata walaupun tidak bisa ke mana-mana, kita tetap bisa menghasilkan karya yang kreatif. Maka dari itu, yuk, kita semua tetap menjaga produktivitas dalam berkarya. Dengan begitu, maka waktu kita di rumah tak akan terbuang sia-sia.

Info tambahan bagi Sobat Muda. Berdasarkan data terakhir yang diunggah melalui situs corona.wonosobokab.go.id, hingga 29 Maret 2020 telah terdapat 1.208 orang dalam pengawasan (ODP), 5 pasien dalam pengawasan (PDP), dan satu positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Wonosobo. Kita doakan agar bumi kita segera pulih seperti sedia kala.

Muhammad Raihan Aditama, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Magangers Kompas Muda Batch X