s e n j a —

0
215

Senjaku dan Senjamu yang ternyata tak sama.

Hal yang pertama kusadari :

sebuah jarak membentang di antara kita,

semakin hari semakin renggang.

berulangkali ku coba,

namun percuma
tetap tak bisa.

kini senjaku

dan

senjamu

berbeda

tak sama lagi

tujuan kita, bahagia kita, sudah lain.

seharusnya aku bisa mengikhlaskanmu, wahai pujaan hati.

belajar untuk tidak menyesali setiap detiknya,
karena sesal adalah racun

belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri

bahwa terkadang rencana kita pada akhirnya tak seindah rancangan semesta.

tak mengapa.

ku harap kita akan bahagia dengan cara kita masing-masing.

sampai jumpa kekasih.

jiwamu akan selalu kuingat.

terima kasih.

Satya Ayu Puspa Dewi Laurenza