L U K A

0
220

Saat pertama kali berjumpa mata kita tertuju untuk saling memandang
Hati berdeguk kencang pertanda mulut akan saling berbincang

Sembari berkenalan kita bercerita tentang segala hal remeh temeh yang muncul di akal pikiran agar tetap berkelanjutan
dan sebagaimana mestinya kita memantapkan hati ‘tuk berlabuh
Dan saling menerima pinangan untuk melepas status lajang

Lambat laun waktu berjalan dan setelah beberapa bulan berselang
Kita dihadapkan pada akhir dari sebuah perjalanan panjang
Tentang sepasang kata yang keluar dan saling serang
Perihal isi kepala tak sejalan
Dan segala ego sedang tinggi menjulang

Aku mencintaimu bukan kepalang
Tapi kau mencintaiku habis sepah lalu dibuang.