Pergi dan Tak Kembali

0
417
Semua pandangan tertuju pada sebuah peti mati. Terdengar suara tersedu-sedu dari setiap orang, termasuk aku. Dalam peti, ada seorang yang sudah pucat, tubuhnya terbaring kaku, dan di sekelilingnya banyak taburan bunga. Itu adalah ayahku. Hari ini tanggal 4 Januari, adalah hari terburuk bagiku. Ayahku pergi meninggalkan semuanya dan tak akan pulang kembali. Ya, ini rasanya seperti sebuah mimpi buruk yang tidak ingin aku lalui. Aku tidak kuat menatapnya yang sudah tak bernyawa itu. 
***
Ayahku meninggal karena beliau mengidap penyakit yang mematikan, kanker paru-paru stadium 4. Ini semua karena semasa hidupnya, ayahku suka sekali merokok. Padahal dulu aku dan ibuku sudah sering mengingatkannya untuk berhenti merokok, tapi itu semua tidak dihiraukannya. 
Mengingat hari-hari bersama ayah, rasanya aku ingin sekali mengulang masa itu. Hal yang paling aku rindukan adalah ketika ayah mengajariku fisika. Salah satu mata pelajaran yang paling aku tidak sukai. Ayahku bisa sampai 4 jam loh  mengajari satu bab pelajaran mematikan itu. Sering sekali ayah marah-marah karena aku sulit memahaminya. Namun berkat bimbingan dari guru superku itu, nilai fisikaku jadi sedikit lebih baik dari sebelumnya. 
Aku selalu ingat pesan ayah. “Calisa, ayah berharap kamu selalu berbuat baik pada semua orang ya, bikin ayah, ibu, dan kakak bangga. Kalau ada orang yang tidak suka bahkan jahat sama kamu, jangan sampai itu semua buat kamu berbuat hal yang sama. Dan ingat! Kamu harus rajin belajar ya apalagi sekarang kamu sudah SMP, biar nanti besar kamu jadi orang yang berguna bagi banyak orang. Cobaan hidup banyak sekali, Cal. Jadi kamu harus bisa hadapinya ya, ayah yakin kamu kuat. Anak ayah yang paling cantik ini gitu loh kuat kaya hulk hahahaha..” 
Ya begitulah ayahku, dalam perbincangannya pasti ada ada aja bercandanya sekalipun itu omongan yang serius. Tapi walau begitu, aku tetap sayang sama ayahku. 
Aku juga sangat merasa bersalah karena semasa ayah hidup, aku belum bisa jadi yang terbaik. Aku suka enggak nurut sama ayah. Selalu memaksa menemani ketika ayah lagi sibuk. Maaf ayah atas segala sifat dan perilaku Calisa yang menyakiti ayah, semoga kedepan Calisa bisa berubah menjadi Calisa versi terbaik. Maaf dan terima kasih, ayah. We love you forever. 
Kepulangan seseorang kepada sang pencipta memang sudah menjadi takdir Tuhan. Bukan hanya manusia, namun semua yang bernyawa pun akan kembali. Sayangnya, tidak ada yang bisa mencegah dan menghentikan kehendak Tuhan.
Kehilangan seseorang memang menyakitkan, apalagi jika orang tersebut adalah orang yang sangat kita cintai tentu akan meninggalkan luka dan kenangan, tetapi kita tidak boleh terus menerus larut dalam kesedihan. Oleh karena itu, sayangilah semua orang terdekat kita selagi mereka masih ada di samping kita. Habiskan waktu bersama mereka sebelum waktu itu tidak bisa terulang.