Perempuan Bisa, Kok

1
309

Mungkin masih banyak dari kita yang merasa takut mencoba sesuatu karena titel “perempuan”.Masih banyak omongan-omongan masyarakat tentang perempuan itu harus bisa memasak, perempuan itu ya ngurus rumah saja. Perempuan buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh nanti cuma jadi ibu rumah tangga, dan narasi-narasi lain yang membuat sebagian dari kita, kaum perempuan minder untuk mencoba hal-hal baru.

Perkataan tersebut mungkin tidak hanya dilontarkan oleh masyarakat tetapi juga oleh anggota keluarga sendiri tanpa disadari. Masyarakat patriarkis biasanya akan terus melihat dan menganggap bahwa perempuan itu cukup mengikuti perkataan laki-laki. Kita, perempuan, bisa kok melakukan apapun sesuai dengan minat kita. Kita dapat melihat pengalaman seorang tokoh feminis, Julia Surya Kusuma yang terus mengikuti kegiatan yang ia sukai.

Julia, aktivis yang sering mengikuti aksi kelompok yang melakukan demonstrasi di jalanan, salah satunya Suara Ibu Peduli pada tahun 1997. Suara Ibu Peduli merupakan kelompok perempuan yang saat itu memprotes melonjaknya harga dan mengkritik praktik otoriter rezim. Dari contoh itu, kita sebagai perempuan, ayo, cobalah hal-hal baru dan saling menjaga serta mendukung sesama kita agar dapat terus berkarya dan menjadi independen itu juga tidak apa-apa bukan?.

Feminisme hadir sebagai salah satu bentuk usaha dalam mewujudkan kesetaraan gender di masyarakat juga sebagai wadah sesama perempuan untuk saling menguatakan sesamanya. Tidak hanya mengajak perempuan, feminisme mengajak seluruh lapsan masyarakat, laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dan membantu satu sama lain dalam berkehidupan.

Feminisme memiliki gerakan untuk membangun dan mencapai kesetaraan gender dalam aspek politik, ekonomi, pribadi, dan sosial. Nah, perempuan dan laki-laki itu setara, bisa melakukan apapun yang disukainya. Pekerjaan, jabatan, dan gaji tidak hanya diberikan kepada laki-laki tetapi juga kita, perempuan.

Jadi, yuk bersama-sama membangun kepercayaan atas diri sendiri sebagai seorang perempuan dengan cara memulai untuk berani mencoba dan melakukan hal-hal yang kita suka, karena kita semua sama.

Dari pengalamanku sendiri, masih banyak tetangga yang suka membandingkan anaknya karena sudah bekerja dengan anak-anak lain yang kuliah, salah satunya saya. Mereka berkata, “Umur segini anakku sudah bisa dapat RpXX loh, mending kan uang kuliah kalian buat modal usaha saja nanti juga kan cuma di rumah”.

Tapi preferensi orang berbeda dan bahkan sampai saat ini masih ada orang yang menganggap menjadi ibu di rumah dengan sebutan “hanya”. Menjadi ibu kan juga harus pintar supaya bisa mengajari anak tumbuh dan belajar. Namun, dengan narasi yang aku dapatkan tidak menyurutkan keinginanku dalam menggapai mimpi dan aku terus mencoba yang terbaik, seperti aku mengikuti kegiatan himpunan mahasiswa di kampus dan acara-acara lainnya baik daring ataupun luring.

Lantas, bagaimana cara kita memulai ?

Tekad

Tekad adalah fondasi dalam melakukan sesuatu. Bermimpi dahulu itu boleh, tetapi jangan lupa untuk mewujudkannya. Seseorang berhasil berangkat dari tekad dan mimpi sebelum menjadi realita yang mulanya kita kira angan belaka. Kita harus percaya jika kemampuan dan usaha kita dapat membuktikan bahwa kita sebagai perempuan juga ahli dalam segala bidang.

Kita harus percaya kalau kemauan kita itu ada jalannya. Jika kita telisik lagi sejauh mana langkah kita sampai hari ini, itu semua karena tekad yang kita punya, bukan?. Jangan takut untuk memiliki kemauan dan membentuk tekad kuat di dalam diri kita karena bukan kita yang bermimpi untuk diri sendiri, siapa lagi?. Ingat, mimpi itu awal kesuksesan.

Doa

Menurutku ini penting banget, sih. Jangan lupa dengan yang maha kuasa, apapun agamamu karena semua yang terjadi dalam hidup itu tuhan bukan yang memberi?. Berdoa dengan-Nya apapun yang ingin kita minta. Berdoa menurutku asal diimbangi dengan usaha yang sama besarnya dengan apa yang kita minta. Kan malu, ibarat kita membeli emas tetapi cuma membawa uang lima ratus perak, jadi harus seimbang.

Selain berdo’a kepada yang kuasa, do’a orang tua juga luar biasa. Meskipun setiap orang tua pasti selalu mendo’akan anak-anaknya di setiap waktunya, hendaknya kita juga selalu meminta doa mereka sebagai ikhtiar untuk mencapai kesuksesan yang baik karena sejatinya usaha tanpa doa itu sama saja sombong.

Usaha 

Nah, ini poin utamanya, berusaha. Lakukan sesuai dengan porsi kita masing-masing karena ya, latar belakang setiap orang juga berbeda dan yang penting dilakukan secara terus menerus dan tetap percaya diri. Pilih kegiatan atau suatu hal yang kalian minati lalu tekuni dan kembangkan.

Dalam berusaha, mencari role model sebagai inspirator dalam membangun semangat boleh tetapi jangan menjadikannya sebagai patokan mutlak karena sejatinya kita juga harus mengerti diri sendiri, seberapa kapabilitas kita masing-masing. Perlahan tapi pasti daripada tidak sama sekali, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, dan alon-alon asal kelakon. Perlahan tapi pasti tetapi jika memang tingkat semangan usahamu besar boleh saja mengerahkan sebesar mungkin, itu malah bagus tetapi ingat, juga jangan terlalu memforsir diri sendiri, ya!.

Mencoba lagi

Kegagalan memang menjadi momok bagi kita semua. Rasanya pilar-pilar yang sudah kita susun sedemikian rupa rubuh begitu saja. Tetapi selama masih memiliki waktu dan tenaga tidak ada salahnya terus mencoba dan menurutku memang harus selalu mencoba karena jika tidak terus mencoba kita tidak akan tahu sejauh mana usaha dan pengetahuan kita berkembang.

Kegagalan tidak melulu dikaitkan dengan keadaan suram dan kehancuran. Dari kegagalan kita dapat bertemu banyak aktor seperjuangan yang mungkin masih sama dan sukses pada lainnya. Namun, pengalaman dan semangat berjuang yang sudah kita lalui juga perlu diapresiasi. Kita dapat berkembang bersama-sama dengan teman seperjuangan yang mungkin juga masih belum berhasil dan dapat saling brainstorming dengan lainnya yang sudah menemui tujuan.

Evaluasi

Dari kegagalan yang sudah kita lalui rasanya kurang afdol jika tidak melakukan evaluasi pada diri sendiri, instropeksi diri juga penting untuk membentuk diri sendiri lebih baik kedepannya. Jangan takut kalau masih kurang ini-itu, selalu menggali potensi lebih dalam setelah itu.

Ingat, evaluasi tidak hanya dilakukan ketika kamu masih belum berhasil tetapi jika sudah berhasil pun evaluasi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri agar kedepannya bisa lebih baik lagi dan juga menyusun strategi-strategi selanjutnya supaya lebih maksimal.

Yuk, jadi perempuan terbaik versi kita masing-masing dan jangan takut berproses, ya! Kalian bisa, Kita bisa..

Zahra Tazkia Noor Nabilla, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Sosiologi

1 COMMENT