Mimpi yang Terhalang Pandemi

61
201

Namaku Kardianto, akrab dengan panggilan Kardi. Aku berasal dari Lombok dan kuliah di STP Trisakti jurusan Perhotelan serta menjadi salah satu mahasiswa penerima beasiswa unggulan Kemendikbud. Beasiswa Unggulan Kemendikbud adalah beasiswa yang diberikan Kemendikbud diperuntukkan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi dibidangnya.

Aku memiliki ketertarikan di bidang kuliner dan bermimpi menjadi menjadi chef di masa depan, karena itu memilih untuk memperdalam keahlian memasakku. Hal itu dimulai dengan aku mencoba mendaftar menjadi anggota di  unit kegiatan mahasiswa Trisakti Food Team (UKM TFT) ) namun ditolak tanpa alasan.

Pada saat itu dari sekian pendaftar hanya aku yang tidak diterima. Aku mencoba menanyakan alasan mereka tidak menerimaku menjadi anggota, namun mereka tidak memberikan alasan apapun yang membuatku puas.

Bersabar, hanya itu yang bisa kulakukan. Tapi aku tidak menyerah, walaupun aku tidak diterima di UKM TFT aku tetap memperdalam keahlianku di bidang seni kuliner dengan belajar di YouTube dan banyak bertanya ke orang-orang yang sudah berpengalaman.

Pada bulan April tahun 2019, aku membuktikan keahlianku dengan memenangkan seleksi pertama Asean Skill Competition di bidang memasak. Asean Skill Competition adalah sebuah kompetisi tingkat Asia Tenggara yang diikuti oleh sepuluh Negara Asean dan dilaksanakan dua tahun sekali. Di Asean Skill ke-13 itu Indonesia mengirimkan  22 bidang keahlian. Pada saat seleksi pertama yaitu tingkat kampus, aku mengalahkan tiga kompetitor lain yang menjadi anggota aktif UKM TFT.

Pada seleksi kedua pada bulan Juni aku kembali meraih juara satu untuk Asean Skill Competition di bidang memasak dan terpilih untuk mewakili DKI Jakarta di kancah nasional. Namun satu hal yang membuatku merasa tidak enak adalah aku harus melawan kompetitor dari provinsiku sendiri yaitu Nusa Tenggara Barat. Kompetitor itu tidak lain adalah adik kelasku waktu duduk di bangku sekolah menengah kejuruan di sana.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah memberikan sambutan motivasi bagi para calon kompetiror Asean Skill Competition yang ke XIII tahun 2020 di ruang serbaguna Kemenaker RI. Foto : Arsip Penulis

Di ajang kompetisi tingkat nasional aku kembali berhasil merebut juara satu dan membawa nama DKI Jakarta sebagai perwakilan Indonesia di ajang Asean Skill Competition tingkat Asean di Singapura tahun 2020. Sebelum berkompetisi, di sepanjang tahun 2019 kami mendapat pelatihan lebih dahulu. Satu bulan di awal pelatihan, kami mendapat kursus untuk memperdalam keahlian berbahasa Inggris. Setelah mengikuti pelatihan itu, tiga bulan berikutnya kami dikarantin di Bekasi, Jawa Barat  untuk mendapat pelatihan lanjutan. Lalu tujuh bulan berikutnya melanjutkan pelatihan di Jakarta.

Tepat di bulan Maret 2020, pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, karena masalah ini pelatihan kami ikut terhambat. Pada bulan Maret itu semua peserta karantina dipulangkan. Akupun pulang ke Lombok karena situasi di Jakarta yang kian hari  memburuk.

Pada bulan Oktober kami dipanggil kembali untuk latihan sampai bulan Desember namun kami dikejutkan oleh keputusan dari negara tuan rumah  yaitu Singapura. Pihak tuan rumah mengumumkan bahwa Asean Skill Competition XIII dibatalkan dan akan diundur sampai tahun 2023 karena kondisi pandemi yang berkepanjangan.

Plt.Direktur Bina Standarisasi Kompetensi Dan Pelatihan Kerja Kemenaker Mochtar Aziz menyerahkan penghargaan kepada peserta yang akan mengikuti Asean Skill Competition XIII pada 10 Desember 2020. Foto : Arsip Penulis (Sumber foto : arsip penulis )

Pada saat itu aku merasa sangat kecewa dengan keputusan tersebut, tapi apa daya hanya sabar yang bisa ku lakukan. Di tengah kondisi pandemi yang berkepanjangan kami yang sudah menjalani latihan selama hampir 13 bulan harus rela menerima keputusan bahwa kami semua tidak bisa mewakili Indonesia di ajang kompetisi keterampilan tingkat Asean. Penyebabnya, jika menunggu sampai tahun 2023  sangat mustahil karena umur kami sudah melewati batas. Dan kami semua sudah mengikuti wisuda. Sementara batas umur untuk mengikuti Asean Skill Competition adalah 21 tahun.

Kekecewaan itu bukan hanya aku rasakan. Seluruh kompetitor serta semua pihak yang terlibat memiliki perasaan sama, tetapi aku yakin tidak ada yang sia-sia. Selama hal yang kita lakukan baik, maka pasti suatu saat entah itu sekarang atau nanti akan berguna. Begitupula dengan karantina yang kujalani. Aku yakin ilmu yang kudapatkan dari para tutor akan membantuku di dunia kerja suatu saat nanti.

Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Aku yakin ada rencana baik yang disiapkan Tuhan untukku. Mungkin aku tidak bisa mewakili Indonesia di ajang Asean, tapi aku yakin suatu saat nanti aku akan membanggakan Indonesia dengan prestasi ku yang lain.

Keputusan akhir dari tuan rumah tidak membuatku berkecil hati dalam waktu berkepanjangan, aku mencoba untuk berfikir positif dan bangkit dari segala keterpurukan, inilah hidup. Tidak selamanya kita diatas, begitupun sebaliknya. Jika sekarang kita mengalami satu hal yang buruk, aku yakin akan ada beribu hal baik yang terjadi, karena Tuhan tidak akan pernah membiarkan hambanya terpuruk dalam waktu yang berkepanjangan.

Tuhan maha adil, Dia tahu hal baik dan buruk untuk hambanya. Tugas kita sebagai hamba yang taat adalah meyakini segala takdir yang digariskan Tuhan bahwa setiap apapun yang terjadi di hidup kita adalah bagian dari proses pendewasaan yang sudah diatur oleh-Nya. Yang bisa kita lakukan adalah tetap berdoa yang terbaik, tetap  berusaha bangkit dan berserah.

Kardianto, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jurusan Perhotelan.

 

 

Comments are closed.