Antusiasme Remaja Kepada Aplikasi Pengganti Hiburan Di Bioskop

55
718

Fenomena sosial tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Fenomena sosial dapat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk perubahan sosial yang tentunya tidak bisa dihindarkan tetapi bisa diminimalisir. Salah satu fenomena sosial yang banyak terlihat saat ini adalah fenomena antusiasme.

Antusiasme sendiri adalah sebuah rasa yang memunculkan gairah, ketertarikan, dan minat hingga memunculkan perasaan senang serta semangat terhadap sesuatu yang membuat orang tersebut tertarik dengan suatu hal.

Akhir-akhir ini, berbagai jenis aplikasi hiburan yang saling bersaing membuat wadah hiburan yang menyajikan tontonan karya film dalam sebuah aplikasi ringkas di telepon pintar. Aplikasi tersebut menyediakan karya film tidak hanya dari luar negeri saja, tetapi juga  karya film dari dalam negeri. Sebelumnya, sudah lama aplikasi-aplikasi hiburan film ini tersedia dalam play store telepon pintar milik orang-orang di luar sana. Salah satu aplikasi jenis ini yang banyak diminati banyak kalangan adalah Netflix.

Netflix merupakan  salah satu aplikasi yang melayani dan menyediakan media streaming digital, yang sudah berdiri pada tahun 1997 di Amerika Serikat. Namun, aplikasi ini baru masuk dan mulai terkenal di Indonesia pada sekitar tahun 2016. Aplikasi tersebut amat diminati oleh para remaja karena memiliki konten-konten yang menarik. Tidak hanya film juga terdapat series-series yang sangat cocok untuk diminati.

Semenjak tahun 2019, Netflix tidak hanya menyediakan konten dari Amerika Serikat saja, tapi mulai banyak konten berupa drama Korea, dan film atau seri lokal dari Indonesia. Herapan pengelola, upaya tersebut dapat menarik perhatian para remaja yang sedang antusias mengikuti tren nonton film di aplikasi itu. Banyaknya pilihan akun penyedia aneka film memunculkan antusiasme remaja. Hal itu terlihat di Twitter, yang banyak memunculkan orang menjual akun berlangganan dengan harga murah.

Sejujurnya berlangganan langsung di aplikasi bawaannya harganya mahal, namun banyak orang kemudian memilih berlangganan Netflix di berbagai platform sosial media. Pihak yang antusias tersebut tentu saja golongan mereka yang masuk usia katagori remaja.

Bagi para remaja berlangganan Netflix lebih menghemat pengeluaran khususnya jika dibandingkan dengan menikmati film dan tayangan di bioskop. Apalagi jika dihitung lebih rinci, harganya jauh lebih hemat berlangganan Netflix karena bisa nonton sepuasnya dalam batas waktu langganan maksimal satu bulan. Itulah sebabnya banyak remaja memilih untuk nonton berbagai konten dan film murah di Netflix.

Akan tetapi  fenomena para remaja berlangganan konten tersebut juga menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya, para anak remaja lebih menghabiskan waktu dengan telepon genggamnya. Selain itu mereka lebih sering mengakses aplikasi tersebut yang dapat membuat para remaja kecanduan menikmati konten-konten yang ada dalam aplikasi Netflix. Pada akhirnya,  sebenarnya mereka lebih tidak bisa menghemat karena rasa antusiasme  untuk terus menikmati konten dalam aplikasi tersebut.

Sementara dampak positifnya, para remaja bisa tetap melakukan kegiatan di rumah saja untuk memutus mata rantai Covid-19. Dampak lain, ikut mendukung dan mengapresiasi karya film, series, dan drama dari para penggarap konten kreatif terutama produk dalam negeri. Secara tak langsung apa yang mereka lakukan membantu karya seni dari penggarap konten kreatif lokal di Indonesia yang terhambat karena banyak bioskop diberbagai daerah yang masih ditutup. Apakah kalian  termasuk golongan yang antusias dengan aplikasi Netflix dan lainnya ?

 

Nurul Ainun Fitriyah dari Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga.

Comments are closed.