Ayah…
Peluhmu bercucuran
Engkau melawan badai demi impianku
Melewati duri demi masa depanku
Memadam bara api demi kebahagiaanku
Ayah…
Aku tak melihat wajahmu saat ini
Tapi keriput tulang pipimu tersimpan rapi
Dalam ingatanku
Ayah…
Maafkan, jika tak pernah mengerti
Tak pernah menyadari
Tak akal cukup untuk memahami
Arti perjuanganmu
Ayah…
Di malam yang sunyi dan senyap ini
Kutitip sebuah janji
Untuk tak henti mendoakanmu
Agar bahagia dalam hidupmu
Ayah…
Biarlah natal ini
Menjadi malam damai bagi kita
Malam lahirnya penebus dunia
Yang selamatkan kita
Penulis : Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara // Juni Darliah Siallagan
Foto : Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara // Maria Oktaviana
Comments are closed.