Melihat Peluang Bisnis Setelah Pandemi Berakhir

55
901

Berjualan melalui daring kini menjadi tren baru di tengah pandemi. Hal itu terjadi karena pandemi mengharuskan masyarakat untuk melakukan beberapa kegiatan dari rumah sehingga sering masyarakat mengalami penurunan pemasukan. Belum lagi perasaan  bosan berada di dalam rumah.  Oleh karena itu, beberapa orang memilih berjualan untuk menambah penghasilan dan menghilangkan kebosanan.

Melihat banyaknya muncul penjual baru, Footura Fest mengadakan webinar yang disebut juga dengan Digitalk  pada Jumat (6/11/2020) melalui kanal youTube PAKAR dan aplikasi Zoom. Webinar tersebut mengambil tema “Post-Pandemic Business Survival” yang membahas mengenai peluang bisnis di masa depan setelah pandemi virus berakhir.

Aditya Kristanto, CEO PAKAR menjadi salah satu narasumber di acara itu. PAKAR merupakan salah satu perusahaan di bidang edukasi dengan fokus utama memberikan ilmu kepada para entrepreneur dan profesional mengenai bisnis. Pada kesempatan kemarin ia  mengingatkan agar para pebisnis baru melakukan persiapan terlebih dahulu karena masih banyak yang menganggap bahwa bisnis tersebut dibuat karena tren.

Aditya Kristianto (kiri) Menjadi Narasumber Dalam Digitalk, Jumat (6/11/2020). DokPrib: Alethea Pricila

Aditya menyatakan ketika memulai sebuah bisnis ada beberapa hal penting yang harus diingat yaitu mendapat omzet dan mengurangi sebuah pengeluaran, “Yang sering terjadi, ketika memulai bisnis kita senang dan spendingnya terlalu banyak,” ujarya. Ia menambahkan bahwa kontrol merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan. Sebelum melakukan kontrol, dibutuhkan sebuah perjanjian yang kuat.

Terakhir, ia menyarankan para pebisnis baru khususnya pebisnis muda, untuk menikmati prosesnya dan lebih baik mencari pengalaman lebih dahulu dengan bekerja di suatu perusahaan kecil yang bisa memberikan ilmu dan koneksi. 

Topik lainnya yang dibahas mengenai investasi bagi anak muda yang dibawakan oleh Theo Derick, Founder of  Coffee Meets Stocks. Ia mengungkapkan untuk mengenal investasi, bisa melalui uang jajan yang nanti akan ditentukan berdasarkan money management atau skala prioritas untuk menentukan sesuatu dengan uang.

Menurut Theo, investasi dapat diibaratkan seperti seseorang yang sedang menanam. Ketika menanam hanya dibutuhkan benih yang nanti akan tumbuh menjadi sebuah pohon. Sama halnya dengan investasi, ketika kita menabung maka akan memberikan hasil yaitu keuntungan.

Theo mengatakan investasi itu perlu karena ada dua jenis sumber penghasilan yaitu active income yang didapatkan ketika seseorang sudah melakukan sesuatu dengan maksimal dan terbayar melalui gaji. Jenis lainnya adalah passive income di mana seseorang mendapatkan keuntungan dengan usaha yang minimal yaitu melalui investasi. Ia juga menegaskan bahwa investasi itu bukan pilihan, “(investasi) bukan pilihan, kalian bisa mengoptimalkan keduanya (active dan passive income).”

Theo Derick (kiri) Berbicara Mengenai Investasi bagi Anak Muda. DokPrib: Alethea Pricila

Menabung saham

Ada bermacam sumber investasi, salah satunya adalah melalui saham yang merupakan bagian dari kepemilikan suatu perusahaan. Namun, masih banyak orang yang menganggap bahwa main saham itu sulit. Pada kenyataannya, menabung saham dapat dilakukan dengan cara yang sederhana melalui perusahaan. Keuntungan terjadi ketika saham perusahaan tersebut meningkat. “Saat saham naik, duit yang kalian tabung ikut naik,” katanya. 

Masih menurut Theo, saat ini merupakan saat tepat melakukan investasi saham karena pasar saham 2020 memiliki nilai yang sama dengan 2014. “Tahun ini adalah mega diskon di mana barang yang saat ini dijual sama dengan barang di tahun 2014.”

Tidak ada salahnya bagi setiap orang khususnya anak muda  melakukan bisnis guna memperbanyak pengalaman dan menambah penghasilan. Mereka juga diharapkan untuk berani menanamkan investasi demi mempertahankan bisnisnya di masa depan seperti masa ketika pandemi Covid-19 sudah berakhir. Namun, perlu diingat, bisnis akan berjalan dengan baik jika dilakukan sesuai dengan passion bukan karena tren.

Penulis : Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara Tangerang // Alethea Pricila Sianturi

Editor : Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara Tangerang // Adonia Bernike Anaya

Foto : Dokumentasi Pribadi Kompas Corner