Lelah Jasmani dan Rohani Karena Pembelajaran Jarak Jauh

0
1907

Untuk menekan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengambil kebijakan agar masyarakat melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan cara lebih memilih untuk berkegiatan dari rumah saja. Kaum pekerja diimbau bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), sedangkan pelajar melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

PSBB telah berjalan dari akhir April 2020 lalu. Tentu saja kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak selalu mendapat persetujuan dari masyarakat. Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat dari kalangan pekerja dan pelajar mulai mengalami kendala dalam kegiatan PSBB ini. Salah satu kendala yang dirasakan para pelajar tentang kuota internet, sinyal yang buruk, dan pusing kepala.

Berikut ini beberapa dampak yang sering kami alami sebagai pelajar selama PPJ. Pelajar sering mengalami penurunan kesehatan mental yang meliputi stres, kelelahan emosi, serta menjalankan dua peran sekaligus. Terganggunya kesehatan fisik seperti sakit punggung atau pegalnya leher. Serta keadaan materiil, contohnya terbatasnya kuota internet, gangguan wifi, dan masalah kepunyaan laptop.

Mengenai kesehatan mental yang menjadi masalah utama yaitu stres. Dalam stres, stresor yang paling sering menjadi pemicu  stres bagi para pelajar antara lain fasilitas pembelajaran yang kurang memadai, kesulitan belajar dengan menatap layar gadget untuk jangka waktu yang lama. Selain itu, tugas yang terlalu banyak, dan beban akademik.

Lelah fisik dan psikis

Kelelahan emosi. Seorang pelajar yang merasa lelah secara emosional, tak jarang mereka juga sebetulnya merasa kewalahan. Rutinitas yang padat dengan istirahat yang minim membuat pelajar dengan mudah mengalami kelelahan emosional. Ciri tubuh seseorang yang mengalami kelelahan emosional adalah kondisi suasana hati yang sering berubah. Orang yang mengalami kelelahan emosional dapat terlihat lebih pesimis atau sinis daripada biasanya.

Menjalankan dua peran di waktu yang bersamaan, yakni peran ganda pelajar yang dituntut untuk menyelesaikan penugasan-penugasan yang diberikan dan harus membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Sebagai pelajar memang mempunyai dua peran wajib, yaitu belajar dan membantu orang tua di rumah. Perbedaannya adalah saat ini kita melaksanakannya pada waktu yang bersamaan.

Masalah selanjutnya, berkurangnya kesehatan fisik. Banyak diantara kita mengeluhkan kelelahan fisik dalam pelaksanaan PJJ. Diantaranya punggung yang sakit karena terlalu lama duduk, stres mata yang disebabkan karena terlalu lama menatap layar gadget, insomnia yang disebabkan karena jam biologis berubah tidak teratur, serta nyeri otot karena postur duduk yang buruk dan jarang atau tidak melakukan perenggangan.

Masalah terakhir adalah kebutuhan materiil. Kebutuhan kuota internet atau wifi sampai sekarang juga masih menjadi masalah yang sering dikeluhkan. Seperti yang sudah kita ketahui, pemerintah telah mengirimkan subsidi kuota kepada para pelajar beserta guru dan dosen. Namun jumlah penerima kuota gratis pun tidak mencakup keseluruhan penerima. Alokasinya juga tidak merata pada 34 provinsi.

Keluhan lainnya adalah dari pelajar yang tidak mempunyai laptop. Perangkat utama dalam PJJ adalah laptop. Walaupun bisa dengan mudah diakses pada telepon seluler atau gadget, namun pengaplikasian materi yang disampaikan tidak akan maksimal diterima oleh pelajar. Layar gadget yang kecil juga menjadi masalah bagi mata kami.

Salsabila Rasyidin, mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.