Idul Adha Bersama Virus Korona

0
175

Tahun ini kita merasakan lebaran Idul Adha yang jatuh pada tanggal 31 Juli 2020. Hari Raya Kurban itu terasa berkesan dan sedikit berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Tetapi perasaan bahagia dan senang pun dapat kita rasakan. Suasana takbiran pada saat malam hari sebelum Idul Adha pun berkesan meriah dan menyenangkan.

Masyarakat merasakan kegembiraan dan berkurban bagi yang mampu. Masyarakat tetap melaksanakan berkurban dan sholat Ied yang diselanggarakan dirumah masing masing dan tetap selalu menjaga jarak aman karena wabah Covid-19 ini. Kita sebagai umat Muslim juga haruslah berkurban dan merayakan kebahagiaan walau tidak bersama keluarga karena wabah ini.

Pada hari Idul Adha ini, milliaran umat Muslim se dunia  sedang merayakannya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang dengan kebahagiaan dan senang karena masih mampu berkurban, ada juga yang dengan duka karena tidak bisa berkurban dikarenakan adanya kendala. Memang kadang-kadang untuk tetap dirumah itu membosankan tetapi kita harus selalu mengikuti peraturan ini bukan untuk kita saja tetapi untuk orang-orang disekitar kita supaya virus Covid-19 ini tidak tersebar baik kepada  tetangga dan keluarga kita dirumah.

Tetap berkurban 

Pada bulan- bulan ini sejak ada pandemi, semua orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tenaga medis pun juga  berjuang untuk menyembuhkan pasien-pasien yang sedang terinfeksi virus korona. Perjuangannya pun luar biasa karena telah bertaruh nyawa dan juga pada saat puasa pun juga mereka harus berpuasa ditengah-tengah penyakit yang mematikan ini.

Warga secara umum juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya mereka, baik itu mereka yang di PHK (pemutusan hubungan kerja), atau mereka yang mau tidak mau harus dicutikan tetapi tidak dibayar. Mereka juga merupakan tokoh penggerak ekonomi Indonesia juga yang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka dan menggerakan roda ekonomi Indonesia.

Idul Adha merupakan hari yang penting untuk semua umat Muslim. Budaya pun tercipta di Indonesia yaitu adalah berkurban. Pemotongan kambing ataupun sapi pun diselenggarakan dengan kebahagiaan. Apalagi karena sekarang banyak masyarakat yang mulai kesulitan untuk mencari pekerjaan. Berkurban pada tahun yang sulit ini merupakan hal yang sangat mulia.

Masyarakat pun yang terkena imbas dari Covid-19 yang menghambat ekonomi mereka pun sedikit bisa bernafas lega karena bisa merasakan daging sapi ataupun kambing yang dibagikan saat berkurban. Kebahagiaan pun juga dapat dirasakan oleh orang yang berkurban juga, karena dengan membantu orang lain dan membuat kebahagiaan kepada orang lain pun juga bisa mendapatkan cipratan kebahagiaan. Semangat kita dalam beragama pun tidak goyah dan selalu menebarkan kebahagiaan kepada orang-orang orang disekitar kita.

Bukan hanya orang yang tidak mampu yang merasakan kebahagiaan, tetapi kebahagiaan ada dirasakan oleh masyarakat yang bekerja keras untuk melawan penyakit dan penggerak ekonomi Indonesia. Mereka semua merasakan kebahagiaan setelah bekerja keras yang akhirnya terbayarkan dihari yang merupakan kemenangan ini.

Menunda mudik

Kegiatan lebaran kali ini tidak semeriah dulu. Biasanya kita selalu ramai mengumandangkan  takbir penuh kebahagiaan pun tidak seramai dulunya. Anak-anak kecil yang forak-forai berkeliling takbiran pun terlihat jarang sekali karena adanya pandemi ini. Yang selalu anak-anak kecil berteriak takbir untuk menyambut kemenangan ini malah terlihat sangat sedikit sekali.

Lebaran pun terasa lebih sepi daripada sebelumnya maklum hari raya yang biasanya ramai dengan suasana kumpul keluarga besar, kali ini tak bisa dilakukan. Masyarakat lebih memilih menunda mudik demi kesehatan bersama. Walau demikian tali silaturahim kita tidak akan terlepas karena pandemi ini. Banyak media yang bisa digunakan untuk tetap mengeratkan tali silaturahim baik itu menggunakan teknologi yang sudah canggih dengan sistem daring melalui aplikasi.

 

Ega Danendra Hartanto, mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jurusan Perhotelan.