Cara “Move On” dan Berdamai dengan Kenangan

53
2613

Bicara soal masa lalu merupakan cerita yang panjang dan penuh kenangan bagi semua orang. Siapa sih yang tidak punya masa lalu ? setiap manusia pasti pernah melalui yang namanya “masa lalu”. Bagaimana tidak? kita hidup di dunia ini tidak bisa lepas dari dua hal, yakni; ruang dan waktu. Di manapun kita berada mestinya ada di suatu tempat tertentu yang kemudian disebut ruang, dan kapan pun kita bertempat  ada waktu yang berjalan terus menerus.

Ada masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Bila sekarang sedang membaca tulisan ini kalian sedang berada di masa sekarang, namun bagaimana kalau lima menit yang lalu ? atau satu jam yang lalu ? mungkin kita bisa bilang itu sudah termasuk masa lalu, karena sudah terlewat.

Pada tulisan ini kita tidak akan membahas panjang lebar soal bagaimana masa lalu, atau ada apa dengan masa sekarang ataupun kenapa dengan masa depan. Melainkan, yang akan dibahas ialah bagaimana kita menyikapi persoalan masa lalu yang hadir di masa sekarang, agar tetap memandang ke masa depan. Sebab mustahil kita berada di masa sekarang tanpa melewati masa-masa yang sudah berlalu kan ?.

Berbicara soal masa lalu, bisa saja ia hadir  di tengah kita. Sepintas masa lalu ini muncul didalam pikiran, melalui ruang memori yang ada didalam otak kita. Hal ini menjadi sesuatu yang wajar sebagai kemampuan manusia dapat menghadirkan masa lalu di masa sekarang, melalui kegiatan yang disebut “mengingat”.

Kadang-kadang bukan kegiatan “mengingat”nya yang menjadi persoalan di diri kita. Melainkan “ingatan” nya sebagai inti apa saja yang kita temui dari proses mengingat tadi. Kita bisa menilai sendiri mana ingatan yang baik atau buruk menurut kita. Karena ingatan itu hadir bersama dengan perasaan yang menyertainya. Bisa kita nilai “baik” bila membawa perasaan senang, riang gembira, atau merasa terberkati. Sebaliknya bisa dinilai “buruk” bila membawa kesedihan, duka, galau bahkan ketakutan.

Baik atau Buruk ingatan tersebut bisa berpengaruh terhadap orang yang mengingatnya. Misal, ingatan itu merupakan hal yang baik akan membawa perasaan senang bahkan, boleh jadi membuat senyum-senyum sendiri saat mengingatnya. Juga membawa rasa semangat tiap diingat berulang kali.

Sedangkan bila ingatan itu dianggap sesuatu yang buruk, akan membawa perasaan sedih, geram, bahkan galau karena sakit hati bila diingat-ingat. Dan akhirnya bisa membuat emosi, marah, sampai menangis tersedu-sedu atau tidak mood melakukan apapun.

Tak khayal bila saat-saat seperti itu, kebanyakan cenderung mencari jalan melupakan dan mengambil sikap move on. Istilah tersebut merupakan serapan dari bahasa inggris yang dalam bahasa indonesia berarti “pindah”, namun banyak juga orang beranggapan kata ini dengan arti yang berbeda, seperti pindah ke lain hati, berpindah pasangan, pindah ke tempat lain, juga mencoba melupakan masa lalu buruk yang pernah dialaminya.

Istilah ini juga bukan hanya hadir pada persoalan percintaan. Biasanya yang menggartikan move on ini kedalam soal percintaan adalah para remaja yang sedang semangat-semangatnya dan mulai mengenal cinta-cintaan, saat masa SMP hingga kuliah.

Sebagian besar dari kita pasti sudah pernah mengalami persoalan asmara. Contohnya putus pacaran dengan kekasihnya dan masih belum bisa menerima dan melupakan, maka move on bisa menjadi jalan “ninja” seseorang yang dilanda patah hati.

Bagi sebagian orang mengangap move on ialah melupakan masa lalu. Ini tidak tepat karena bagaimana bisa kita melupakan ingatan masa lalu sudah tersemat dalam memori di otak dengan sengaja?. Lebih tepatnya ini merupakan cara untuk berdamai dengan masa lalu. Berdamai berarti menjadikan kenangan masa lalu itu bukan sebagai musuh untuk dibenci saat teringat.

Berdamai dengan masa lalu tidaklah dengan cara melupakanya. Karena itu akan sulit, sebab memori kita menjadikan kenangan itu sebagai ingatan yang tertanam dalam bilik memori di otak. Bila kita berharap berdamai dengan cara melupakan sama halnya dengan berharap mengalami Amnesia atau lupa ingatan total. Apa kalian mau? pastinya tidak kan hihihi.

Maka dari itu, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencoba “berdamai” dengan kenangan masa lalu tersebut. Langkah itu diantaranya,

Sibukkan diri 

Mencoba menyibukkan diri. Mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan untuk menyibukkan diri merupakan cara yang bisa dibilang ampuh untuk mencoba berdamai dengan ingatan masa lalu.

Dengan cara menyibukkan diri melakukan hal-hal yang kita sukai dan positif menurut kita, dapat menghindari sedikit waktu luang yang kadang-kadang digunakan untuk merenung. Disaat inilah ingatan soal kenangan masa lalu mudah melintas di kepala sewaktu-waktu.

Berpikir positif

Berfikir positif juka salah satu cara yang bisa dilakukan untuk berdamai dengan masa lalu. Dengan selalu positif dalam berfikir, akan menghindari perasaan negatif atau pikiran yang aneh-aneh saat kita teringat akan suatu hal.

Misalnya kita mencoba mencari alasan yang positif pada ingatan kesalahan kita di masa lalu. Dengan beranggapan bahwa kesalahan itu bisa diperbaiki dengan tidak mengulanginya di masa yang akan datang, bisa menjadi alasan kita untuk pada ingatan tersebut.

Jauhi kenangan

Menyingkirkan obyek atau sumber yang membuat kita teringat kepada mantan atau kejadian yang membuat kita terpuruk, bisa menjadi cara manjur untuk melupakan masa lalu yang menyakitkan. Sebagian orang melakukannya untuk mencoba berdamai dengan masa lalunya.

Dengan menyingkirkan barang-barang yang bisa jadi sumber munculnya ingatan soal kenangan masa lalu tersebut dinilai dapat membuat lega dan memudahkan untuk dapat berjalan terus ke hal-hal yang baru di masa yang akan datang.

Bagaimanapun juga untuk mencoba berdamai dengan masa lalu ini membutuhkan waktu. Bisa jadi singkat dan bisa juga lama. Itu tergantung bagaimana kita menyikapi dan bersikap bijak terhadap masa lalu kita sendiri.

Rizqi Yusuf Muliana, mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultäs Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

53 COMMENTS