Solidaritas Mahasiswa Undip Bagi Kawan Yang Tak Bisa Pulang

0
297

Dampak pandemi virus korona menimpa banyak orang, termasuk lebih dari 200 mahasiswa dari luar daerah yang menempuh pendidikan di Semarang. Situasi tak memungkinkan mereka pulang ke kampung membuat mereka masih menetap di tempat kosnya yang berada di kawasan Kampus Undip di Tembalang, Semarang.

Pertimbangan finansial, pembatasan transportasi publik serta keinginan untuk memitigasi penyebaran COVID-19 menyebabkan para mahasiswa itu tidak memungkinkan kembali ke kota asal mereka.

Mengetahui hal tersebut, para mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi menggelar kampanye #BantuMakan sebagai upaya membantu mahasiswa yang terdampak pandemi COVID-19 dalam bentuk makanan.

Tantangan yang dihadapi dari mahasiswa selama menetap di kos pun tidak hanya sebatas menahan rindu dengan keluarga, tetapi juga menahan rasa lapar karena kesulitan mendapatkan makanan. Tidak hanya itu, pandemi ini juga berdampak drastis pada pendapatan dan pekerjaan orang tua mereka di kampung halaman.

“Sebenarnya pasti pengen banget pulang ke rumah. Tapi Semarang sudah zona merah. Beresiko kalo saya harus balik ke Bangka Belitung. Saya hanya ingin menjaga biar orang-orang rumah tetap aman” tutur Kuirinus Fillmore Galih, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undip. Mahasiswa semester enam itu 6 memilih untuk menetap di kosnya untuk mencegah penyebaran COVID-19 ke daerah asalnya.

Kampanye sosial #Bantumakan telah mengajak masyarakat berdonasi untuk mahasiswa yang terpaksa harus tetap berada di sekitar Kampus Undip Tembalang akibat dampak pandemi ini.

Partisipasi dari berbagai pihak telah digerakan dengan mengirimkan sejumlah donasi dana yang kemudian akan disalurkan dalam bentuk makanan yang dikirim langsung ke mahasiswa di Tembalang. ]Mulai dari alumni, orang tua mahasiswa, dosen, sampai mahasiswa telah ikut serta memberikan dukungan donasi pada kegiatan ini.

Infografik Penyaluran Bantu Makan kepada mahasiswa yang masih menetap di kos

Terhitung 26 Mei 2020, gerakan Bantu Makan telah mengumpulkan dana mencapai Rp 11.670.447 serta mendistribusikan sebanyak 449 porsi makanan. Bantu Makan berperan aktif dalam membantu dan menerima donasi dari masyarakat untuk disalurkan kepada mahasiswa setiap harinya. Selama bulan Ramadhan, donasi makanan telah diberikan pada saat berbuka puasa.

“Bantu Makan merupakan upaya solidaritas yang kami gelar dengan melibatkan masyarakat Kota Semarang. Rekan-rekan mahasiswa tidak dapat pulang ke kota asal selama masa pandemik,” ujar Naomi, mahasiswi Ilmu Komunikasi Fisip Undip yang menjadi Koordinator Project Bantu Makan.

Ia menambahkan para mahasiswa itu bahkan memilih untuk berlebaran bersama keluarga karena ada kesadaran untuk tidak menyebarkan COVID-19 ke keluarga di kota asal mereka. Naomi melihat banyak teman-temannya terdampak kesulitan finansial sehingga muncul inisiasi untuk saling membantu melewati masa sulit ini.

Kampanye Bantu Makan ini menjadi bentuk partisipasi mahasiswa Ilmu Komunikasi Undip dalam berupaya memulihkan dampak dari COVID-19 ini. “Bersama kita lawan COVID-19 dengan tetap #dirumahaja dan membantu donasi #BantuMakan dari rumah”, tambah Naomi.

Bantuan sosial masih terus disalurkan kepada mahasiswa sekitar Tembalang dan masih membuka penggalangan dana secara online. Informasi lebih lanjut dapat dipantau di media sosial Instagram milik Bantu Makan, https://www.instagram.com/BantuMakan/.

Dari dan untuk kawan

#BantuMakan merupakan salah satu rangkaian #BantuKawan yang diinisiasikan oleh para mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Tidak hanya menyalurkan bentuk makanan siap saji.

Gerakan sosial Bantu Kawan juga bergerak di bidang bantuan seperti #BantuSembako untuk menyalurkan sembako seperti beras, minyak, dan telur, #BantuSurvivalKit yaitu penyaluran alat kesehatan seperti masker dan sanitizer bagi mahasiswa, #BantuNegoKos yang membantu dalam negosiasi harga/pembayaran kos mahasiswa, #BantuKuliah bergerak dalam subsidi kuota.

Program #BantuKuliah membantu mahasiswa FISIP yang bantuan penunjang untuk kuliah online. Bantuan ini khusus diberikan kepada mahasiswa yang terdampak COVID-19 dan mengalami kesulitan dalam menjalani kuliah berbasis daring. Subsidi kuota yang diberikan kepada mahasiswa berupa uang untuk membeli pulsa internet sebesar Rp 50.000 per orang.

Selain itu, Bantu Kawan juga memiliki program #BantuNegoKos yang berasal dari kesulitan mahasiswa rantau dalam pembayaran kos. Tim Bantu Nego Kos akan membantu dengan negosiasi kepada pemilik kos lewat daring untuk mendapatkan potongan harga dari 5 persen hingga 80 persen.

Mereka akan membantu beberapa mahasiswa yang terdesak dan terancam diusir juga dibantu dalam pembiayaan dengan melakukan pembukaan donasi yang akan disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.

Dampak pandemi antara lain dirasakan langsung oleh salah satu penerima bantuan #BantuKawan bernama Thriyani Rahmania, mahasiswa FISIP Undip tahun ketiga. Ibu Thriyani yang bermata pencaharian sebagai guru harus banting tulang seorang diri karena selama pandemi ini ia terancam terpotong gaji.

“Aku pribadi sangat merasa terbantu dengan adanya proyek ini. Terlebih ketika bantuan ini bisa menyatukan kami, para perantau yang tidak bisa balik. Kami dapat saling berbagi informasi bantuan satu sama lain” kata Thriyani yang akrab dipanggil Ani. Tidak hanya perasaan syukur saat menerima bantuan, Ani juga merasa kebersamaan dan solidaritas untuk saling suport dan menguatkan sesama tercurahkan dengan kegiatan berbagi ini.

Raihana Tazkia Irsyad, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro Semarang.