Ditemani tampias air hujan
Juga angin yang begitu menekan
Menekan tubuh yang berkalutan kerinduan
Rindu yang hanya berujung penantian bukan pertemuan
Masih dengan rasa yang sama
Mendamba, mendamba, juga mendambanya
Tak punya maksud untuk mendamba yang lainnya
Karena semua sudah ada masa sendiri-sendirinya
Kulihat langit yang adinya muram
Sekarang telah menjadi terang keorenan
Siap untuk menyambut indahnya malam
Juga siap menghadapi rindu yang semakin curam
Ku dengar suara adzan,,,, Allahu Akbar
Sholat maghrib sudah bertandang
Kembali ku melanjutkan do’a semalam
Untuk kecerahan masa depan