Tujuh Baris Tentang Hujan

0
100
  1. Bahkan embun yang membasahi pohon tetangga belum turun ke bumi, saat air-air itu tumpah membasahi kota di Minggu pagi.
  2. Airnya berdenting di jalanan kota yang keras, lalu dengan lembut menyusuri tengah kota menuju sungai atau kolam yang mau menerima mereka.
  3. Suara dentingan itu abadi hingga jam makan siang tiba, saat beberapa ibu masih sibuk meramu di dapur. Beberapa ibu lainnya memilih membawa penghuni rumahnya menikmati sup panas di sebuah warung makan pinggir jalan. Ah, bukankah kehangatan sup itu tidak sepadan dengan dingin yang dibawa hujan ini?
  4. Segerombolan anak menanti hadirnya pelangi di tanah lapang sambil sesekali bermain dengan air yang gagal menemukan jalannya kembali.
  5. Awan-awan mulai meninggalkan langit kota, beralih ke kota tetangga yang menyediakan jemuran kering di halaman rumah warganya.
  6. Anak-anak itu  mulai bosan menunggu kemunculan pelangi, memilih membungkus kembali senyuman mereka untuk diberikan kepada ibu di rumah.
  7. Hari itu setelah tiga jam matahari menampakkan diri, dia kembali pamit diiringi warna senjanya yang mendamaikan.