Kenari Terbelah Dua

0
80

Jiwa ini kelam terbelenggu

Pikiran pun merajut asa kesedihan

Hati tak merasakan indera perasa

Seperti lidah yang mengerti akan rasa.

Sayup-sayup terdegar kegelisahan melanda

Rasa takut dibungkus kebohongan itu pun tiba

Kemunafikan berbaur dengan rasa kesedihan

Ingin berlari tapi sudah terperangkap.

Daunpun enggan jatuh di atas ranting

Lebih memilih jatuh tak tentu arah

Terpelosok sakit dan memrasakan pahitnya hidup

Ku santap tiap harinya.

Aku seperti buah kenari yang terbelah dua

Sisi kiri ku ingin menetap di kegelapan

Sisi kanan ku ingin meinggalkan kegelapan

Sejatinya kamu di wajibkan untuk memilih.

Sadar sesadarnya inilah hidupku

Ku sadari kehidupan tak selalu baik

Kutegakan kepala untuk menatap lebih jauh

Bahwasanya kesedihan itu manusiawi

Tapi perjuangan akan terus berlanjut.

 

Theresia Febby, Mahasiswi Jurusan Mass Communication Binus University Jakarta