Selamat datang di Negeri Santai
Di mana rakyatnya selalu senyum
Walau murung jiwanya tapi tersenyum
Walau di zalimi tapi tetap senyum
Bagaimana tidak?
Di kala kota mendadak menjadi lautan susu coklat
Rakyatnya malah menjaring ikan bagai di surga
Di kala ada danau dadakan
Mobil kecil penuh penumpang dadakan pula menjadi speedboat
Oh ya, ternyata tak henti di situ
Kucing imut yang takut air pun santai
Samudra dadakan kala itu ia selami
Menyelam untuk pindah ke pulau yang rindang
Lalu, aku tak kan menyalahkan siapapun
Karena ini santai
Tapi aku tak membiarkan mereka yang gagah santai
Cukup aku saja yang santai
Bagaimana?
Mungkin kau lebih tahu dariku
Tentang kesantaian negeri ini
Ya, Negeri Santai
Muhammad Irfan Habibi, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Walisongo, Semarang