Pagi Menyapa engaku sudah mulai mencariku
Demikian pula saat siang, malam hingga larut malam hingga pagi lagi
Aku heran, kenapa aku selalu dicari dari hari ke hari, dari waktu ke waktu,
Rasaku sejatinya pahit;
Kopi hitam pahit, pekat.
Adapula,
Ditambah gula, terkadang jahe juga susu
Kopi manis tetapi tetap kopi, kopi pahit
Biar terasa, biar lebih segar dan terbelalak
Ku banyak dicari di kedai, cafe, hingga kaki lima.
Banyak yang mengadu padaku karena rindu,
Banyak menghampiriku karena mengobati atau penghilang rasa ngantuk berat
Banyak yang meracikku dengan berbagai aroma sebagai penyambung silaturahmi
Aromaku selalu menggoda tidak memandang usia
Biji dan serbuk tersebar hampir merata di penjuru Nusantara.
Banyak petani terpihara karenaku
Banyak pedagang tersenyum oleh larisnya aku berkeliling.
Aku tidak tahu sejak kapan aku disukai dan laris karena khas hitamku,
Teguk demi teguk menjadikan aku kian diminati, tetapi tetap kopi rasa negeri menjadi ciri
Lagi dan lagi aku selalu dinanti ketika dingin datang menghadang, ibarat obat sebagai penghangat
Tumbuh-tumbuh dimana bijiku berasal rindu untuk dipelihara, terlalu sayang untuk dilepas ketika deru mesin mengganti tanam tumbuhku.
Biji-bijiku dioseng para peracik beraroma khas menanti ditumbuk dan diteguk
Inginku tak hilang lenyap berganti kopi-kopi dari luar. Karena aku rasa merasa aroma pengobat segala ketika semua ada disitu aku ada setia selama, kopi nusantara menjadi ciri yang layak untuk diperhati juga dilestari.
Muhammad Naufal Fathoni