Dalam memilih pekerjaan, selain berdasarkan passion dan kemampuannya, karyawan juga akan memilih berdasarkan faktor upah atau pendapatan yang akan diterimanya, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh semakin besar keinginan karyawan untuk memilih dan bertahan dalam pekerjaan tersebut.
Tentu saja, semakin berkualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh pekerja semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperolehnya. Hal ini merupakan insentif yang dibuat oleh perusahaan agar keinginan pekerja untuk bertahan di peursahaan tersebut meningkat yang juga menyebabkan karyawan lebih giat lagi dalam bekerja.
Lalu apa itu insentif? Insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai suatu perangsang atau pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi (GORDA, 2004:141). Dari pengertian tersebut dapat diketahui, tujuan utama dari insentif adalah untuk memotivasi karyawan. Maksud dari semangat yang besar untuk meningkatkan produktifitas menandakan motivasi ini untuk meningkatakan keinginan pekerja untuk tetap bertahan di perusahaan tersebut.
Seperti yang kita ketahui, semakin berkualitas seseorang semakin banyak orang yang menginginkannya. Artinya, semakin berkualitas pekerjaan yang dihasilkan seorang pekerja, maka semakin banyak pengusaha – pengusaha dari berbagai macam perusahaan yang ingin memperkerjakan karyawan tersebut. Tentu saja, untuk menarik perhatian si pekerja yang berkualitas tersebut, pengusaha berusaha menarik perhatian pekerja dengan berbagai cara. Salah satunya dengan posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya atau kenaikan pangkat, dan juga dengan upah yang lebih tinggi dari perusahaan sebelumnya.
Sebagian besar karyawan, tentu saja akan memilih untuk bekerja di perusahaan yang memberikan upah tinggi, hal ini karena sesuai dengan tujuannya bekerja yaitu, mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika karyawan memilih untuk tetap bekerja di perusahaan yang lama maka karyawan tersebut mempunyai opportunity cost, yaitu biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan jika kita memilih sesuatu hal.
insentif bisa berupa kenaikan pangkat, kenaikan gaji, atau adanya tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tersebut
Opportunity cost dari masalah diatas adalah pendapatan yang ditawarkan sekarang dikurangi pendapatan yang akan diterima jika karyawan memilih perusahaan baru. Contohnya, jika gaji karyawan saat ini adalah sembilan juta rupiah sedangkan gaji yang ditawarkan oleh perusahaan baru adalah Rp 10 juta, maka opportunity cost yang diterima pegawai jika memilih tetap bekerja di perusahaan yang lama adalah rugi sebesar satu juta rupiah.
Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar pegawainya tetap bekerja di perusahaan tersebut adalah dengan memberikan insentif sebesar opportunity cost yang diterima karyawan. Insentif tersebut dapat berupa kenaikan pangkat, kenaikan gaji, atau adanya tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tersebut.
Contohnya seperti perusahaan e-commerce terbesar di dunia, Alibaba. Perusahaan yang dimiliki oleh Jack Ma ini memberikan gaji yang sangat besar kepada para pegawainya, seperti gaji researcher sebesar $ 145,000 – $ 157,000 per tahun, atau gaji software enginer sebesar $120,945 per tahun, bahkan gaji sales sebesar $ 5,000 – $ 6,000 per bulan.
Hal ini karena perusahaan ingin memberikan motivasi berupa gaji, agar karyawannya bekerja lebih baik lagi karena tidak ingin kehilangan pekerjaannya, dan juga agar karyawan – karyawannya yang berkualitas tetap bekerja di perusahaan Alibaba.
Dapat disimpulkan, motivasi berupa insentif sebesar opportunity cost merupakan motivasi yang efektif yang dapat diterapkan oleh perusahaan agar karyawan – karyawannya lebih giat lagi dalam bekerja. Hal itu juga menjadi cara efektif untuk menjaga karyawan agar tetap bekerja di perusahaan.
Sabrina Aisyah Putri Harahap, mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN Angkatan 2018