Pengamen Tua

0
179

Di sore itu di sebuah angkringan ia
beristirahat.
Memesan segelas es teh untuk melepas dahaganya.
Ditemani gitar ukulelenya
Seakan tak dihiraukannya gengsi.
Memandangi warung demi uang
Demi uang halal untuk anak di rumah.
Terkadang nyayiannya tak pernah
didengar.
Terkadang kehadirannya menjadi sebuah
malapetaka untuk pengunjung.
Namun mereka tak tahu
untuk siapa dia berjuang.

Anung Rifan Fauzi