Zakat: Antara Kewajiban dan Membangun Ekonomi Indonesia

57
2729

Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan tahun 2019, masyarakat Indonesia yang sebagian besar umat Muslim mulai berlomba memperbanyak ibadah. Salah satu bentuk ibadah, menunaikan zakat.

Zakat merupakan salah satu rukun iman, yang terdiri dari zakat fitrah yang ditunaikan saat Ramadan dan zakat mal. Keduanya wajib ditunaikan oleh para muzaki (orang yang wajib membayar zakat) melalui badan zakat yang selanjutnya disaluran kepada para mustahik (orang yag berhak menerima zakat).

Tahukah kalian seberapa besar potensi zakat di Indonesia? Melihat Indonesia dengan mayoritas Muslim sudah seyogyanya jika zakat yang terkumpul besar. Berdasarkan data dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) pada tahun 2018 potensi zakat adalah sebesar 1,57% dari PDB (Produk Domestik Bruto) yaitu sekitar Rp 230 triliun, namun, zakat yang berhasil dikelola secara profesional sebesar delapan triliun rupiah, atau hanya 3% dari potensi zakat di Indonesia.

Melihat besarnya potensi yang ada, dengan mengoptimalkan potensi zakat akan membawa manfaat yang lebih besar tidak hanya bagi masyarakat Muslim tetapi lebih jauh bagi Indonesia, khususnya perekonomian Indonesia.

Mengurangi kemiskinan

Mengapa zakat penting bagi ekonomi Indonesia? Pertama, karena zakat bisa menjadi alat distribusi pendapatanZakat yang dikelola dengan baik dan disalurkan dengan tepat sasaran, memungkinkan distribusi pendapatan yang lebih merata. Adanya distribusi pendapatan akan mengurangi salah satu masalah utama bangsa Indonesia, yaitu kemiskinan.

Kemiskinan terjadi bukan semata-mata karena pendapatan yang kecil namun juga akses untuk mendapatkan bahan pokok tidak sama akibat harga yang tidak wajar atau kurangnya kemampuan membeli. Berdasarkan data BPS, zakat berhasil mengentaskan 28% mustahik dari garis kemiskinan. Ini membuktikan bahwa zakat berperan penting dalam mengurangi kemiskinan melalui distribusi pendapatan yang lebih merata.

Penyaluran zakat memberi efek ganda. Tidak hanya meningkatkan pendapatan bagi mustahik, namun juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara makro

Kedua, zakat akan menumbuhkan sektor riil. Zakat akan lebih berdaya guna apabila disalurkan dengan bentuk usaha yang produktif, seperti bantuan usaha untuk usaha menengah dan kecil masyarakat (UMKM), dan sebagainya sehingga akan meningkatkan frekuensi perputaran arus barang dan jasa.

Hal tersebut akan memberikan efek ganda, tidak hanya meningkatkan pendapatan bagi mustahik, namun juga secara luas akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara makro. Hasil penelitian Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS mengenai ”Efektivitas Program Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat BAZNAS Pusat tahun 2018”, menunjukan bahwa penyaluran zakat mampu meningkatkan pendapatan mustahik rata-rata sebesar 97,88% atau mendekati 100%.

Nah yang ketiga, zakat bisa meningkatan pembangunan. Kemiskinan di Indonesia juga terjadi akibat tidak meratanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Akibatnya banyak masyarakat termasuk para mustahik kesulitan mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan.

Penyaluran dana zakat untuk membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan yang mudah diakses dan berkualitas bagi mustahik akan menunjang pembangunan. Dengan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses, maka tingkat kemiskinan akan berkurang dan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pemicu investasi

Terakhir, zakat bisa menjadi pemicu masyarakat untuk berinvestasiZakat mal dikenakan kepada harta yang tidak produktif (mengendap) dan telah dimiliki selama setahun. Sedangkan harta yang produktif tidak akan dikenakan zakat mal, dengan adanya hal tersebut dapat menjadi pemicu bagi muzaki untuk mengelola hartanya agar produktif. Meningkatnya jumlah harta yang produktif berarti jumlah investasi akan meningkat. Investasi akan meningkatkan dan mempercepat arus perputaran barang dan jasa sehingga ekonomi akan meningkat.

Sobat muda, ternyata zakat tidak hanya berfungsi sebagai penghapus kewajiban bagi masyarakat muslim namun juga berperan penting dalam membangun ekonomi nasional. Zakat meningkatkan distribusi pendapatan secara merata, menaikkan pendapatan, membantu peningkatan pembangunan dan memicu tumbuhnya investasi. Keempat hal tersebut mampu meningkatkan PDB Indonesia yang pada ujungnya akan bermanfaat bagi ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Erwin Pratama, mahasiswa Politeknik STAN