Aku tersungkur menangis
Air mata menusuk tanah hingga membuatnya gembur
Aku mendengar
Deretan kesedihan
Manusia yang rindu ke-Indonesiaan
Banyak kata terlontar
Membakar hati yang tadinya mekar
Hingga kini terbisu akan kabar tersiar
Aku rindu
Bukan tentang siapa pemimpinnya
Tapi cara untuk memimpin
Aku rindu suasana
Teman-teman menyapa
bagaimana kabarnya,
Bukan
kamu milih siapa ?
Aku rindu
Para tetangga menyapa
Dari selamat pagi sampai selamat malam
Yang kini hilang entah karena apa
Sudah biasa ini terjadi, katanya
Pada pertengahan empat tahun masa kepemimpinan
Panas debat orang membela
Namun juga menyalahkan
Manusia Indonesia
Alfin Muakip, mahasiswa Universitas Indonesia