Siapa hendak memeluk
sedang badan penuh nanah begini
Kau kah tetap juga tersenyum menyambut
meski ku tipu Kau lagi-lagi
Tubuhku bulu hatiku daun;
ditiup angin tak kenal arah
diinjak hancur terpisah
dibawa air ikut saja turun
Jalanku sedikit terseok mukaku muram
Benarkah sudah akan malam
Belum
Kawanku jawab hanya mendung
Siapa hendak memeluk
jika bukan Engkau
Sungguh aku remuk