BKPM mencatat bahwa perkembangan industri manufaktur di Indonesia memasuki skala sedang. Namun pada triwulan ke II, industri manufaktur masuk dalam skala besar naik hingga 5,54% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode sama. Kepala BKPM, Suryamin mengatakan bahwa “Kenaikan persentase tersebut didominasi oleh sektor industri farmasi”. Menurut Suryamin, produksi industri sektor farmasi termasuk di dalamnya obat tradisional dan obat kimia kini mengalami pertumbuhan 21,21% selama bulan April-Juni 2016 jika dibanding tahun silam. Dia juga menyatakan bahwa terdapat tiga provinsi yang semakin bekembang dalam sektor industri manufaktur Indonesia yakni Sumatera Barat mengalami kenaikan 16,95%, Jakarta mengalami kenaikan 12,94% dan Riau 18,08%.
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia yang jauh lebih tinggi ternyata dialami oleh sektor industri manufaktur dalam skala mikro dan skala kecil pada triwulan II-2016 yang naik hingga 6,56% dibanding periode sama tahun silam. Pertumbuhan industri manufaktur tersebut disebabkan karena adanya kenaikan sektor industri pengolahan tembakau yang mencapai 24,43%, sektor industri optik, barang elektronika, industri komputer mencapai (21,98%) dan industri reproduksi rekaman serta industri percetakan mengalami peningkatan (21,09%). Selain pada industri manufaktur, perkembangan dan pertumbuhan yang positif juga dialami oleh industri peralatan angkutan yang mengalami kenaikan 8,92% dan industri mesin dan juga perlengkapannya mengalami kenaikan sebesar 7,01%.
Sebaliknya, pada produksi industri barang dari plastik dan karet malah mengalami penurunan presentase sebesar 11,33%. Demikian juga pada produksi industri alat listrik yang mengalami penurunan sebesar 9,86% serta industri pengolahan yang juga mengalami penurunan sebesar 7,86%. Kepala BKPM, Suryamin menghimbau Indonesia segera melakukan tindakan perluasan setor manufaktur maupun jasa. Hal ini dikarenakan menurut pengamatan Bank Dunia, Indonesia selama ini hanya bergantung terhadap komiditas manufaktur dan jasa yang sedang lesu. Bahkan perkembangan industri manufaktur di Indonesia hanya berkisar 0,6%. Padahal pada zaman 1990-an, perkembangan perekonomian Indonesia selalu ditopang oleh sektor industri manufaktur dengan kisaran 11% setiap tahunnya. Sementara tahun 2016 ini, hanya naik sekitar 4% setiap tahunnya.