Kenali Lebih Lanjut Concept Art & Peranannya dalam Dunia Animasi

0
2483

SERPONG, KOMPAS CORNER — Meskipun jumlah tayangan animasi di layar kaca tak sebanyak dengan jumlah tayangan acara lainnya, namun hal tersebut lantas tak membuat tayangan animasi “kehilangan” segmentasi pasarnya. Pasalnya, potensi animasi di tanah air kian hari kian meningkat. Seperti yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilai subekspor film, video, fotografi dan animasi mengalami kenaikan yang cukup pesat dari Rp 595 miliar (2010) menjadi Rp 639 miliar (2013).

Menyadari akan potensi tersebut, Ultigraph mengajak seluruh generasi muda untuk turut berkarya dan menyelami wawasan secara mendalam mengenai industri animasi melalui seminar “Peranan Concept Art dalam Industri Animasi”. Seminar ini dibawakan oleh Rizki Katamsi selaku Art Director MNC Animation pada Jumat (13/05) di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong.

Rizki Katamsi mengawali seminar dengan memperkenalkan salah satu animasi yang tengah digarapnya, yakni KIKO. Animasi yang ditayangkan oleh MNC TV pada tahun 2014 lalu, kini dikembangkan lebih lanjut menjadi KIKO Season 2. Dalam KIKO season terbaru, para penonton nantinya mampu menyaksikan aksi jenaka tokoh KIKO dengan durasi yang lebih lama, yakni sekitar 11 menit untuk satu episode.

Antusias para peserta dalam seminar "Peranan Concept Art dalam Industri Animasi" yang dibawakan oleh Rizki Katamsi pada (13/05).
Antusias para peserta dalam seminar “Peranan Concept Art dalam Industri Animasi” yang dibawakan oleh Rizki Katamsi pada (13/05).

“Dalam season KIKO terbaru, akan ada perubahan karakteristik dan desain tokoh. Perubahan tersebut tentunya dimaksudkan untuk membidik para penonton dengan lebih tepat,” terangnya. Selain itu, Rizki juga memperkenalkan setiap tokoh KIKO Season 2 yang digarapnya kepada para penonton. Kiko, Lola, Ting Ting, Patino, Poli, dan beberapa tokoh KIKO lainnya akan hadir dengan karakteristik yang lebih dewasa dibandingkan KIKO Season 1 agar mampu menarik perhatian penonton yang berusia lebih dari 10 tahun.

“Visualisasi bisa jadi salah satu hal yang mendorong sebagian besar pemirsa untuk tetap mengikuti tayangan animasi di layar kaca,” ujar Rizki. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa visualisasi sendiri ibarat ‘umpan’ yang berperan penting dalam menciptakan “first impression” para penonton. Dalam hal ini, para animator dituntut untuk menghadirkan animasi dengan alur yang menarik dan visualisasi yang mendukung.

Tak lupa, Rizki juga memaparkan proses pembuatan animasi atau 3D Production Pipeline kepada peserta seminar. Secara garis besar, berikut tahapan yang dilalui oleh animator dalam pembuatan animasi :

  • Penggalian ide

Sebelum menggarap animasi, animator diharuskan untuk menggali ide cerita yang diangkat ke dalam animasi terlebih dulu. Dalam hal ini, animator dapat mengangkat kisah keseharian ataupun kisah unik lainnya yang mampu membangkitkan rasa keingintahuan penonton.

  • Pembuatan script

Ide cerita yang telah dipilih kemudian akan dituangkan secara lebih mendetail ke dalam bentuk script. Script juga memegang peranan penting dalam membangun kisah secara utuh dan menyeluruh.

  • Perancangan storyboard

Pada tahap ini, animator dituntut untuk membuat storyboard sesuai dengan script yang telah dibuat sebelumnya. Storyboard yang dibangun harus mampu merepresentasikan secara keseluruhan cerita yang dibangun.

  • Recording

Usai merancang kisah dengan lebih detail, maka selanjutnya animator merekam audio terkait kisah yang akan diwujudkan ke dalam animasi.

  • Animatic

Dalam tahap ini, animator perlu membuat animated storyboard berdasarkan storyboard yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam membuat animatic, animator juga perlu menyematkan basic sound effect terkait storyboard yang dihidupkan dalam bentuk animasi.

  • Design

Animator mendesain tokoh, background, dan hal lain yang ditampilkan dalam bentuk animasi secara lebih mendetail.

  • Layout

Transisi antar adegan animasi yang smooth sangat dibutuhkan agar penonton tetap merasa nyaman ketika menyaksikan animasi.

  • Animation

Tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap yang cukup krusial, mengingat tahap ini sangat mempengaruhi output dari animasi yang dihasilkan. Dalam tahap ini, animator perlu merancang visualisasi yang atraktif dan tentunya sesuai dengan kisah yang diangkat.

  • VFX (Visual Effect)

Pada tahap ini, animator membuat visual effect agar mampu menghidangkan visualisasi dengan kualitas yang jauh lebih baik.

Usai membahas mengenai tahapan pembuatan animasi, Rizki kemudian memaparkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh animator. “Sekali lagi, visualisasi sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan mampu meningkatkan daya saing animasi itu sendiri,” ucapnya. Animasi dengan alur dan visualisasi yang menunjang juga berpotensi besar untuk bersaing dalam pasar animasi skala internasional.

“Membuat animasi dengan visualisasi yang berkualitas tinggi mungkin bukanlah sebuah kewajiban. Namun, dengan kualitas yang tinggi, animasi memiliki nilai dan daya jual yang lebih tinggi,” tegasnya.

Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah terkait segmentasi animasi. Animator perlu menentukan segmentasi animasi sebelum mengerjakan animasi lebih lanjut. Hasil animasi yang digarap akan jauh lebih optimal jika animator menyesuaikan konten animasi sesuai dengan segmentasinya.

Sebagai contoh, animator perlu mengutamakan unsur keunikan cerita dalam animasinya ketika mengikuti festival animasi, ataupun unsur kontinuitas ketika tengah membuat animasi tv-series. Hal ini dikarenakan festival animasi lebih didominasi oleh para praktisi di bidang industri animasi, sementara tv-series sendiri cenderung dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan kata lain, konsep animasi yang disajikan bergantung kepada segmentasi animasi yang dibidik.

“Konsep yang disajikan sebisa mungkin memberikan kesan impressive agar dapat memikat banyak penonton,” tambahnya. Pada akhirnya, konsep animasi yang dirancang perlu disesuaikan dengan segmentasi pasar yang dibidik agar mampu merangkul lebih banyak penonton dan memenuhi goal pembuatan animasi.

 

Penulis : Elisabeth

Fotografer : Errend Cavalera