Design Your Research Proposal : Hadirkan Kesadaran dan Sikap Kritis Mahasiswa terhadap Penelitian

0
890

SERPONG, KOMPAS CORNER — Indonesia tak hanya mengalami krisis ekonomi, namun juga mengalami krisis penelitian. Hal ini bisa dibuktikan dari minimnya jumlah peneliti yang ada di Indonesia, yang hanya mencapai 90 peneliti per 1.000.000 penduduk di Indonesia, seperti yang dilansir oleh nasional.kompas.com. Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih terpaut jauh dari Brazil, yang mencapai 700 peneliti per 1.000.000 penduduk, Tiongkok yang telah mencapai 1.020 peneliti per 1.000.000 penduduk, serta negara lainnya di dunia. Sementara itu, upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan penelitian di Indonesia sendiri masih sangat minim. Padahal, penelitian sendiri termasuk ke dalam “kunci” utama yang mampu meningkatkan laju perkembangan IPTEK suatu negara. Menyadari hal itu, Kompas Corner mengadakan workshop “Design Your Research Proposal” dalam HUT Kompas Corner yang ke-3, pada Senin (2/05) di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Suwardiman, selaku Kompas Research Assistant Manager, menyampaikan materi tentang seluk-beluk dunia penelitian di tanah air dan proses penggarapan riset. “Di Indonesia sendiri, salah satu hal yang menyebabkan minimnya penelitian ialah lemahnya budaya akan riset,” ujar Suwardiman. Menurut beliau, lemahnya budaya riset sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia.

Bahkan hingga saat ini, sistem pendidikan di Indonesia masih belum mendorong kaum pelajar untuk menjadi insan yang kreatif dan aktif dalam menyelenggarakan riset. “Ketiadaan program penelitian di dalam sistem pendidikan di Indonesia lantas menjadikan masyarakat Indonesia minim akan budaya penelitian, sehingga bukanlah hal yang mengejutkan jika jumlah peneliti Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain,” ujarnya. Ia juga menegaskan kembali bahwa lingkungan yang tak mendukung, dalam hal ini ialah sistem pendidikan, akan sangat mempersulit setiap individu untuk mengembangkan dan menggali potensinya di bidang penelitian.

Kupas Proses Penelitian

Tak hanya menuturkan penyebab lemahnya budaya penelitian di Indonesia, namun Suwardiman juga mengupas proses penelitian secara mendalam. Secara garis besar, terdapat 7 proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti ketika menggarap penelitian, yakni :

  1. Pemilihan topik penelitian

Pemilihan topik penelitian hendaknya dilakukan berdasarkan pada interest ataupun minat sang peneliti. Pasalnya, interest sang peneliti akan berpengaruh pada kinerja sang peneliti ketika menjalankan proses riset tahap demi tahap. Selain itu, pemilihan topik juga ditinjau berdasarkan pada nilai manfaat penelitian yang diberikan kepada masyarakat.

  1. Perumusan tujuan penelitian dalam bentuk pertanyaan

Setelah menentukan topik penelitian, peneliti kemudian diwajibkan untuk menyusun poin-poin tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui riset dalam bentuk pertanyaan yang singkat dan padat. Perumusan tujuan penelitian ini juga sangat menentukan materi yang disajikan oleh periset dalam penelitiannya.

  1. Pengumpulan data terkait tujuan penelitian

Pada tahap ini, peneliti dituntut untuk mengumpulkan data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti bisa memanfaatkan sumber referensi yang sudah ada dan mampu dipertangungjawabkan kredibilitasnya. Peneliti juga perlu mencatumkan setiap sumber referensi yang digunakan demi menghindari plagiarisme.

  1. Analisis data

Kumpulan data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan jenis datanya masing-masing. Pada tahap ini, peneliti juga harus mampu bersikap kritis terhadap data yang diperoleh.

  1. Intepretasi data

Setelah mengolah hasil penelitian, periset perlu mengintepretasikan lebih lanjut hasil penelitian tersebut secara mendetail

  1. Laporan dan publikasi

Hasil pemahaman terhadap penelitian kemudian dituangkan ke dalam bentuk laporan penelitian. Laporan penelitian tersebut nantinya akan dipublikasikan kepada institusi tertentu, ataupun masyarakat luas.

Dalam pemilihan sumber referensi penelitian, seorang peneliti diharuskan untuk bersikap lebih teliti dan mampu mengklarifikasi lebih lanjut mengenai validitas sumber referensi tersebut. “Pada dasarnya, semua sumber referensi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin selama kredibilitas mampu dipertanggungjawabkan dengan baik,” tambah Suwardiman.

Adapun 2 prinsip utama yang melekat pada penelitian, diantaranya ialah otentik dan original. Selain memverifikasi setiap referensi yang digunakan, peneliti juga diharuskan untuk mencatumkan sumber referensi tersebut demi menghindari plagiarisme dan mempertahankan orisinalitas suatu hasil penelitian.

Tak hanya memaparkan sejumlah materi, namun Suwardiman juga mengajak para peserta untuk bersikap kritis terhadap materi yang disampaikan melalui diskusi.

Tips Pembuatan Karya Tulis Ilmiah

Sebelum menutup sesi workshop, Suwardiman juga memberikan tips dan kiat-kiat khusus dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah ataupun proposal, yakni :

  1. Sampaikan materi karya tulis ilmiah secara objektif
  2. Perjelas tujuan pembuatan karya tulis ilmiah
  3. Buat kerangka penyusunan karya tulis ilmiah
  4. Hindari penulisan paragraf yang terlalu panjang
  5. Gunakan kalimat yang singkat dan padat
  6. Tampilkan data yang diperoleh dengan menggunakan gambar/chart/diagram agar data mudah dipahami
  7. Tinjau kembali panduan penulisan karya tulis ilmiah (jika ada) dan perhatikan pula deadlinenya
  8. Selalu mencantumkan sumber referensi yang digunakan demi menghindari plagiarisme

 

Penulis : Elisabeth & Gulman Azkiya

Editor : Editorial Kompas Corner UMN

Foto : Dokumentasi Kompas Corner UMN