Keberhasilan seseorang salah satunya ditentukan oleh faktor pendidikannya. Melalui pendidikan, seseorang diberi bekal hidup yang akan digunakan untuk masa depan nanti. Dewasa ini, di mana terjadi perkembangan zaman yang semakin pesat, pendidikan menjadi sebuah tuntutan yang besar. Menempuh pendidikan merupakan hak setiap orang, sekaligus kewajiban yang harus dilaksananakan demi pembangunan bangsa.

Untuk dapat membangun bangsa ke arah yang lebih baik, dibutuhkan generasi muda yang berkualitas, baik secara akal pikiran maupun perasaan. Hal ini tentunya tidak lepas dari kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas bukan semata-mata hanya membahas soal pelajaran di kelas, melainkan bagaimana didikan yang diberikan dalam kehidupan di masyarakat.

Seperti kenyataan yang ada di Indonesia, di mana banyak pejabat yang melakukan korupsi demi meraih kekayaannya sendiri. Kita tahu bahwa seorang pejabat tentunya adalah orang yang pandai dan berkompeten tinggi. Sebagai pejabat, sudah menjadi tugasnya untuk membangun masyarakat, tapi mengapa ia malah melakukan korupsi? Fakta tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di Indonesia masih perlu dibenahi. Banyak dari mereka yang memiliki kemapuan lebih, namun sayangnya tidak dapat memanfaatkan kemampuannya untuk hal yang positif. Mereka akhirnya bersikap egois, tak peduli dengan sekitarnya, asalkan kemampuannya itu dapat membawa keuntungan bagi dirinya sendiri.

Pendidikan karakter harus diberikan pada generasi muda sedini mungkin karena dengan begitu karakter tersebut akan melekat pada diri pribadi orang tersebut, namun hingga saat ini tidak ada batasan hingga kapan pendidikan karakter harus diberikan. Semakin bertambahnya usia seseorang memang semakin jarang pendidikan karakter akan diberikan tapi hal itu bukan berarti pendidikan karakter akan tidak diberikan sama sekali.

Pendidikan karakter yang efektif dapat diberikan lewat orang tua, dan juga di sekolah. Keduanya sama-sama memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan pendidikan karakter. Anak semenjak kecil selalu diasuh dan ditemani oleh orang tua, dan disitulah orang tua harus perlahan menanam benih mengenai karakter-karakter anaknya yang akan terbentuk. Sebenarnya orang tua adalah kunci dari segalanya dalam pembentukan karakter anak. Jika orang tua salah mendidik anaknya dalam membentuk karakter sang anak, maka untuk kedepannya memberikan pendidikan karakter pada anak tersebut sering kali akan mengalami sedikit kendala.

Dengan bertambahnya usia anak, anak akan mulai memasuki jenjang persekolahan mulai dari masa pra sekolah hingga sekolah menengah atas. Di sekolah itulah sang anak akan menghabiskan sebagian harinya karena itu sekolah juga memiliki peranan yang sama besarnya dengan orang tua dalam memberikan pendidikan karakter. Mulai dari pengenalan mengenai apa itu pendidikan karakter hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter yang diberikan di sekolah dapat melalui bermacam-macam kegiatan yang sekolah sediakan. Pada tingkat sekolah dasar dapat diberikan melalui dinamika-dinamika kecil seperti kegiatan yang membutuhkan kerja sama, kejujuran, dan kekompakan. Untuk anak yang berada dalam sekolah menengah pertama dapat diterapkan system seperti kantin kejujuran, di mana dari situ anak akan dilatih untuk bersikap dan berbuat jujur. Sedangkan untuk anak yang berada dalam jenjang sekolah menengah atas pendidikan karakter dapat diberikan lewat kegiatan Live In dimana anak akan belajar hidup sederhana di desa agar anak menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur. Ekskursi yang berwujud kunjungan ke panti asuhan ataupun panti jompo dapat mengajarkan semangat tolong menolong yang tulus bagi mereka yang lemah. Masih banyak kegiatan lainnya yang sebenarnya dapat dikembangkan untuk pendidikan karakter.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa “pengalaman ialah guru yang terbaik”, karena memang dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap harinya itulah kita belajar. Sekecil apapun hal itu, kita pasti tetap pernah memetik sesuatu yang berharga darinya. Guru di kelas hanya mengajarkan mata pelajaran yang sebenarnya dapat kita baca secara lengkap di buku, namun lain halnya dengan pengalaman. Pengalaman mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kehidupan yang tidak akan pernah ada di buku. Belajar sesuatu dari sebuah pengalaman membutuhkan proses yang panjang. Dari pengalaman tersebut, kita pun akan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan kita sebelumnya.

Dunia yang semakin luas, juga berarti bahwa lebih banyak pengaruh negatif yang bisa masuk. Apa jadinya orang yang pandai pikirannya tanpa disertai dengan kepandaian hati? Hal itu hanya percuma saja, karena nantinya hanya akan merugikan orang lain. Maka dari itu, melalui tulisan ini, saya ingin menekankan bahwa pendidikan karakter menjadi sangat penting di era globalisasi ini. Pendidikan karakter didasarkan pada kumpulan pengalaman yang pastinya akan terkenang dan membentuk kepribadian kita hingga dewasa.  Dengan memiliki banyak pengalaman, kita dapat semakin tahu bagaimana hidup dalam masyarakat.