Bagi para personel band rock Cupumanik, yakni Candra Hendrawan Johan (Che), Eski Mulya Gunawan (SQ), Muhammad Riyadh (Iyak), dan Dony Setiawan (Dony), pengalaman selama pentas di sejumlah daerah sangat menarik. Mereka pernah tampil menyanyi di Muaro Bungo, Jambi, ketika hujan. Walaupun air tercurah sangat lebat, panitia tidak membatalkan acara sehingga mereka tetap harus tampil. Lebih seru lagi, penonton juga tak ada yang beranjak dari depan panggung. Mereka tetap antusias. ”Kami ketakutan tiba-tiba kesetrum listrik atau tersambar petir karena panggung di luar ruangan itu tanpa penutup. Kami pun tampil sembari hujan-hujanan hingga basah kuyup,” kata SQ di Bandung, pekan lalu. SQ juga mengisahkan, mereka mencari penutup untuk pelantang agar lidah dan mulut tak kesetrum. ”Tak ada penutup sungguhan, jadi kami  memakai kupluk untuk melapisi mik,” katanya. Pernah pula ketika tampil di festival musik alternatif internasional Envol et Macadam di Kanada, mereka terkejut karena suhu udara begitu rendah, yakni 4 derajat celsius.

”Biasanya kami mengenakan celana pendek kala naik panggung. Ternyata, kami semua kedinginan. Terpaksa memakai longjohn sebelum mengenakan celana pendek dan tetap saja kedinginan,” kata mereka.

(Ida Setyorini)


Versi cetak artikel ini terbit di rubrik ‘Mana & Peristiwa’ harian Kompas edisi 11 Agustus 2015, di halaman 32