Puisi

Usai

  Biarkan aku menguap dengan sepi Setelah hari hariku tak lagi sama dengan sebuah mimpi Biarkan aku merangkak dalam ruangan sunyi Setelah hati ini dikoyak koyak dengan delusi. Aku...

Masihkah Kau Memeluk

Siapa hendak memeluk sedang badan penuh nanah begini Kau kah tetap juga tersenyum menyambut meski ku tipu Kau lagi-lagi Tubuhku bulu hatiku daun; ditiup angin tak kenal arah diinjak hancur...

Penikmat Karya Semesta

Pagi itu sangat hangat,secangkir kopi menemani Sang mentari muncul memoles sang wajah cakrawala Tak ada yang bisa di ikhtisarkan Tak ada yang mampu terucap Aku begitu tertegun melihatnya Tetesan...

Teruntuk Senja

  Bagiku, senja jumpa terindah. Menenun sebuah perjumpaan Dan menabahkan sebuah perpisahan. Senja, saksi paling tabah. Membenamkan dirinya sendiri agar manusia dapat berbahagia menikmati terbenamnya. Senja, kawan yang setia. Menemani manusia...

Demi Negaraku, Indonesia

Mereka bilang Indonesia berantakan Terlalu banyak budaya, terlalu ragam Susah diatur dan terlalu menuntut Dengan hidup yang begitu pendek dan kemauan yang panjang   Indonesia lebih dari segala permasalahannya Ia...

Terima Kasih

Jika mencintai Mama adalah kebahagiaan Akan kulakan seperti ia memperjuangkan putra-putrinya selama ini Wanita kuat yang tak henti menyayangi dan melindungi Aku ataupun dua adik kecil di...

Kembalilah

Telah lama ia pergi Menapaki dunia yang menggenggam asanya Abaikan jabatan tulus Hiraukan bisikan halus Kakinya mantap berderap Di persimpangan jalan Badai kosongkan semangat Luluh lantak sebelum siap Api yang awalnya menyala-nyala Kini...

Langkah HambaMu

Aku harus berlindung kepada siapa selain Engkau Aku merasa tak punya siapa-siapa meski banyak orang di sekelilingku Mereka tak pernah benar-benar memikirkan dan memedulikanku Semua hanya formalitas, Tak...

Puisi

Teruntuk: Sungai Pada Tubuhku Pagi ini: dada terasa sesak. Penuh. Berkemelut. Aku pelajari perihal maknawi kata: keluarga. Sampai otak benar menengadah kepada semesta. Aku rindu. Terlebih, aku ingin. Kemana...