Usai
Yohanes Antonius -
0
Biarkan aku menguap dengan sepi
Setelah hari hariku tak lagi sama dengan sebuah mimpi
Biarkan aku merangkak dalam ruangan sunyi
Setelah hati ini dikoyak koyak dengan delusi.
Aku...
Masihkah Kau Memeluk
Siapa hendak memeluk
sedang badan penuh nanah begini
Kau kah tetap juga tersenyum menyambut
meski ku tipu Kau lagi-lagi
Tubuhku bulu hatiku daun;
ditiup angin tak kenal arah
diinjak hancur...
Penikmat Karya Semesta
Pagi itu sangat hangat,secangkir kopi menemani
Sang mentari muncul memoles sang wajah cakrawala
Tak ada yang bisa di ikhtisarkan
Tak ada yang mampu terucap
Aku begitu tertegun melihatnya
Tetesan...
Teruntuk Senja
Bagiku, senja jumpa terindah.
Menenun sebuah perjumpaan
Dan menabahkan sebuah perpisahan.
Senja, saksi paling tabah.
Membenamkan dirinya sendiri agar manusia dapat berbahagia menikmati terbenamnya.
Senja, kawan yang setia.
Menemani manusia...
Demi Negaraku, Indonesia
Mereka bilang Indonesia berantakan
Terlalu banyak budaya, terlalu ragam
Susah diatur dan terlalu menuntut
Dengan hidup yang begitu pendek dan kemauan yang panjang
Indonesia lebih dari segala permasalahannya
Ia...
Terima Kasih
Jika mencintai Mama adalah kebahagiaan
Akan kulakan seperti ia memperjuangkan putra-putrinya selama ini
Wanita kuat yang tak henti menyayangi dan melindungi
Aku ataupun dua adik kecil di...
Kembalilah
Telah lama ia pergi
Menapaki dunia yang menggenggam asanya
Abaikan jabatan tulus
Hiraukan bisikan halus
Kakinya mantap berderap
Di persimpangan jalan
Badai kosongkan semangat
Luluh lantak sebelum siap
Api yang awalnya menyala-nyala
Kini...
Langkah HambaMu
Aku harus berlindung kepada siapa selain Engkau
Aku merasa tak punya siapa-siapa meski banyak orang di sekelilingku
Mereka tak pernah benar-benar memikirkan dan memedulikanku
Semua hanya formalitas,
Tak...
Puisi
Teruntuk: Sungai Pada Tubuhku
Pagi ini: dada terasa sesak. Penuh. Berkemelut.
Aku pelajari perihal maknawi kata: keluarga.
Sampai otak benar menengadah kepada semesta.
Aku rindu. Terlebih, aku ingin.
Kemana...