Redum, pancawarna terengkuh gulita.
Cacat, tandang merundung.
Menikam sanubari yang lunglai.
Kembali menyusuri lembah.
Tuhan, di mana nabastala?
Temaram, tersesat dalam ruang sempit tak berpenghuni.
Tersungkur, tertatih-tatih kembali.
Mulut penuh doa mencaci.
Tubuh yang masih sering telanjang.
Sujud ku peluk pun masih berlubang.
Tuhan, selimuti aku dengan sehelai benang.
Kelanaku terlampau bercabang.