Kelana

0
147

Redum, pancawarna terengkuh gulita.

Cacat, tandang merundung.

Menikam sanubari yang lunglai.

Kembali menyusuri lembah.

 

Tuhan, di mana nabastala?

Temaram, tersesat dalam ruang sempit tak berpenghuni.

Tersungkur, tertatih-tatih kembali.

Mulut penuh doa mencaci.

 

Tubuh yang masih sering telanjang.

Sujud ku peluk pun masih berlubang.

Tuhan, selimuti aku dengan sehelai benang.

Kelanaku terlampau bercabang.