Pameran Lukisan “Perjalanan Panjang” Gebar Sasmita, Upaya Merawat Ingatan

0
258

Pandeglang Creative Hub menyelenggarakan pameran tunggal lukisan karya pelukis Gebar Sasmita di Bale Budaya Pandeglang sejak 24 Juni 2023 lalu. Pameran yang berlangsung sampai tanggal 24 Juli tersebut menghadirkan 50 lukisan karya Gebar Sasmita yang dibuat pada rentang tahun 1984—2023. Pameran bisa dikunjungi dengan mudah sebab Bale Budaya Pandeglang berada di sekitar komplek Alun-Alun Kota Pandeglang.

Gebar Sasmita (74 tahun) merupakan pelukis kelahiran Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Pandeglang. Gebar yang seorang eks tahanan politik semasa tahun 1965 mencurahkan berbagai pemikiran dan keresahannya lewat medium lukisan.

Karya-karya Gebar banyak terinspirasi dari karya pelukis kenamaan nasional lainnya, Hendra Gunawan. Kolaborasi warna-warna yang mencolok serta terang bergaya ekspresionisme semakin menambah kesan artistik yang dapat ditangkap dari karya-karya yang dipajang pada pameran ini.

Tema yang diangkat Gebar dalam lukisannya beragam. Semasa hidupnya, Gebar pernah menghabiskan 14 tahun hidupnya di penjara pada tahun 1965—1979. Ia di tempatkan berpindah-pindah penjara dari Banten sampai berakhir di Nusa Kambangan, Jawa Tengah.

Selama periode itu, Gebar kerap mendengarkan kesaksian dari rekan-rekan sesama tahanan tentang tragedi kemanusiaan yang menimpa daerah lain di Indonesia, terutama pasca tahun 1965. Beberapa lukisan karya Gebar merespons isu-isu tersebut.

Ketika dikunjungi pada Minggu, (16/7) lalu, Gebar menyatakan, upaya pembuatan pameran itu sebagai usahanya untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak muda tentang tragedi yang pernah menimpa negeri ini. “Setelah reformasi, kita mulai mencoba membuka sedikit-sedikit pengetahuan tentang kejadian itu terlebih kepada generasi muda agar orang-orang tidak pernah lupa,” ungkapnya.

Tragedi kemanusiaan tersebut terekam dalam empat lukisan bertajuk “Tragedi Kemanusiaan”. Empat lukisan yang memiliki warna beragam, mulai dari warna solid sampai lembut jika diperhatikan dengan seksama akan menunjukkan kekejaman yang terjadi pada periode tersebut.

Instalasi lukisan juga dilengkapi dengan ornamen batu-batu kerikil bercat merah yang ditempatkan di bawah lukisan, yang ketika ditilik ternyata menambah makna dan kengerian dari tragedi 1965 yang ia coba ceritakan.

Tidak hanya itu, Gebar juga mampu menangkap kejadian-kejadian lain di dalam lukisannya, mulai dari tradisi masyarakat setempat, pesta-pesta warga, sampai keindahan bentang alam Kabupaten Pandeglang. Semua disajikan secara terbuka dalam tiga ruangan berbeda di Bale Budaya Pandeglang sehingga pengunjung dapat merasakan imersi ketika melihat karya-karya yang dipajang.

Selama pameran, kerap kali sang pelukis menemani pengunjung yang datang dan menjelaskan proses kreatif di balik lahirnya lukisan tersebut. Gebar juga menceritakan pengalaman hidupnya, dan acap membagikan semangat dan motivasi khususnya bagi pengunjung-pengunjung yang masih muda. Di usia senja, Gebar masih mampu memancarkan optimisme dari sorot matanya dan dengan ramah berbagi cerita dengan para pengunjung.

Pelukis Gebar Sasmita kerap menemani pengunjung yang datang menyaksikan pamerannya di Bale Budaya Pandeglang seperti pada Minggu (16/07/2023). Foto : Dokumentasi pribadi

Bagi pengunjung yang tertarik mengunjungi pameran salah satu maestro pelukis di Banten ini, dapat berkunjung ke Bale Budaya Pandeglang. Jika dari Jakarta atau Tangerang, kalian bisa menaiki bus Asli Prima, Murni Jaya, atau Arimbi rute Kalideres—Labuan dan turun di Terminal Kadubanen, Pandeglang. Dengan merogoh kocek sebesar Rp 40.000- Rp 50.000, pengunjung dapat sampai di Pandeglang dalam kurun waktu 2—3 jam dan melanjutkan perjalanan dengan menaiki ojek sampai Alun-alun Pandeglang.

Pameran tersebut gratis dan terbuka sejak jam 09.00 pagi sampai jam 20.00 malam. Pengunjung juga bisa mendapatkan informasi mengenai pameran “Perjalanan Panjang” lewat Instagram @pandeglang_creative_hub.

Gianluigi Fahrezi, mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta