Eksplorasi Diri di Era Digital

0
287

 

Para narasumber yang hadir pada sesi kedua Kompasfest Goes to Campus di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang, Banten. (14/9/2022) Foto: Yuan Mulyadi

Perkembangan pesat teknologi pada zaman ini memunculkan beragam platform media sosial untuk berkreasi. Berbagi informasi melalui medsos pun sudah sangat umum. Meski begitu, terkadang muncul rasa insecure yang bisa menghambat diri dan menjadi takut untuk membuat konten dan mengeksplor diri lebih dalam lagi.

Topik mengenai pengembangan potensi diri disampaikan dalam acara Kompasfest Presented By BNI Goes To Campus yang berlangsung pada tanggal Rabu (14/9/2022) di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang Selatan. Dalam talkshow bertema “A Freedom to Self Exploration”, menghadirkan pembicara kreator konten Eva Alicia, Brand Communication Astra, Deddy Pradityo Opficon serta konselor dan hipnoterapis Nabila Gasani.

Nabila mengatakan, pola pikir menjadi filter untuk menyaring beragam informasi dari media sosial. Sedangkan, self love merupakan akar atau fondasi diri kita bertumbuh, karena itu sangat penting untuk memulai segala sesuatu dengan self love. Sehingga, memiliki pola pikir self love atau mencintai diri kita sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan diri. 

Jika seseorang memiliki pola pikir membenci diri sendiri, mereka tidak akan memiliki pondasi yang kuat. Akibatnya, generasi muda bisa mengalami kecemasan setelah menerima komentar dari teman-temannya. Bahkan dari hal sesimpel melihat unggahan temannya di media sosial.

Nabila Gasani sedang memaparkan materi kesehatan mental yang ia bawakan dalam acara Kompasfest Goes to Campus di Universitas Multimedia Nusantara (14/9/2022). Foto: Yuan Mulyadi

Nabila memberikan beberapa tips untuk mencintai diri sendiri. Caranya adalah jujur kepada diri sendiri dan harus sering berbincang dengan diri sendiri. Seseorang harus bisa melihat titik keindahan dirinya sendiri agar dapat merasa terapresiasi.

Jika seseorang merasa depresi, tetapi tidak memiliki orang terdekat atau uang untuk pergi ke psikolog, yang harus dilakukan adalah mengalirkan emosi keluar dari tubuh kita. Emosi adalah energi dan kita harus bisa mengeluarkan energi negatif  dengan cara berbicara dengan diri sendiri, journaling, menggambar, menari, dan bergerak karena energi negatif itu membutuhkan jalan keluar dari tubuh kita. 

Proses belajar

Eva sebagai konten kreator pun masih terkadang terpikir dan mempertanyakan kemampuannya. Tetapi hal terpenting dalam mengeksplorasi diri adalah mengetahui bahwa tidak mungkin seseorang langsung mahir dalam suatu hal yang baru dipelajari.

“Hari ini merupakan hari yang paling tepat untuk mencoba segala sesuatu, karena semakin hari, kita akan semakin menua. Belum tentu semua hal bisa dicoba saat kita sudah tua. Jika kita benar- benar suka dengan suatu hal, pasti bisa diperjuangkan,” tegas Eva.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui potensi diri, kita harus mengerti dan mengetahui apa yang kita suka dan dikembangkan.

Eva Alicia, kreator konten dan entrepreneur saat menekankan mantra hidupnya bahwa “Harga gagal aku masih murah!” (14/9/2022). Foto: Yuan Mulyadi

Awal membuat suatu konten di media sosial tidak mudah untuk semua orang. Untuk menghilangkan ketakutan itu, Eva memberi tips untuk membuat suatu mantra agar kita tidak gugup. Mantranya adalah “Harga gagal aku masih murah”. Kita harus tahu bahwa semakin hari, umur akan bertambah.

Selain itu, harus diingat bahwa tidak akan ada yang peduli dengan apa yang kita lakukan. Seandainya ada, mereka hanya akan memikirkan selama beberapa detik, lalu akan melupakannya. Mengetahui hal tersebut, janganlah takut untuk mengunggah konten di sosial media untuk mengetahui dan mengembangkan diri lebih dalam.

Sementara itu, Deddy Pradityo Opficon atau Tyo mengungkapkan bahwa Astra sebagai perusahaan awalnya hanya menjual air limun. Tetapi, karena tidak mau berhenti berkembang, Astra sudah bergerak di banyak bidang dan salah satu yang kita ketahui sekarang adalah di bidang otomotif. Tyo mengatakan, jika kita dapat menggunakan teknologi dengan tepat, kita dapat berkembang dengan baik. Astra sendiri ingin tetap relevan dengan cara masuk ke dunia Tiktok.

Astra juga memiliki program 50 persen untuk generasi Z dan milenial, dengan tujuan agar dapat didengar oleh anak- anak muda. “Dalam perusahaan Astra, budaya inovasi benar- benar didorong dan didukung agar perusahaan tetap dapat berkembang dan maju. Astra berusaha memahami anak muda Indonesia, karena Astra tahu yang akan menjadi pendorong dan penggerak Indonesia di masa depan adalah anak muda,” kata Tyo.

Salah satu mahasiswi UMN saat bertanya kepada salah satu narasumber (14/9/2022). Foto: Yuan Mulyadi

Akhir kata, kita harus sering melakukan eksplorasi diri agar diri kita dapat bertumbuh. Tidak perlu takut untuk mencoba, yang terpenting adalah mencoba terlebih dahulu untuk membentuk diri kita di masa depan.

Reporter : Silvia Halim, Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara  / Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XII

Fotografer : Yuan Mulyadi, Mahasiswa Victoria University of Wellington, Selandia Baru / Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XI