Bersiap Menciptakan “Digihome” di Pulau Bawean

1
321

Komunitas anak muda yang bergerak dalam pengajaran anak, Bagi Bacaan, siap mengabdi di Pulau Bawean. Pulau ini berada di ujung utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kegiatan ini bernama Ekspedisi Kawula Muda Nusantara (Eka Nusa) yang akan membangun sebuah ruang kelas berbasis teknologi bernama digihome di pulau kecil itu. 

Komunitas nirlaba ini siap merekrut relawan dari seluruh mahasiswa di Indonesia untuk tergabung di dalam kegiatan Eka Nusa. Mereka akan sama-sama mengunjungi Pulau Bawean dan membangun sebuah ruang interaktif belajar bernama digihome. Terobosan baru ini ialah sebuah ruangan yang menghubungkan siswa, guru, penduduk Pulau Bawean kepada pengajar yang ahli dalam bidangnya. Pengajaran dilakukan melalui video konferensi. 

Bagi Bacaan berusaha mengembangkan kegiatan sosialnya dengan mengadakan Eka Nusa ini. Kegiatan ini berawal dari temuan data yang menunjukkan bahwa tingkat literasi di Pulau Bawean yang masih rendah. Komunitas yang baru genap berusia 2 tahun ini berusaha mengambil bagian dan berperan di sana. 

Salah satu pemandangan di Pulau Bawean. Foto: Rafi Ramadhan

Masyarakat Pulau Bawean akan terfasilitasi dengan adanya teknologi ini. Mereka bisa belajar dengan maksimal walaupun terpisah oleh jarak. Selain mengajar anak SD, Bagi Bacaan juga menargetkan akan memberikan fasilitas belajar kepada penduduk, seperti pelatihan marketing, usaha UMKM, dan public speaking. 

Eka Nusa akan dilaksanakan selama 2 pekan. Kegiatan ini terhitung mulai tanggal 26 Desember 2022 hingga 7 Januari 2023. Rekrutmen relawan dilaksanakan secara terbuka bagi seluruh mahasiswa di Indonesia yang ingin mengabdikan dirinya di Pulau Bawean. “Timeline yang dipilih ini mengikuti kalender pendidikan,” jelas Annisa Rahimi (20), Product Development Manager Bagi Bacaan.

UPT SDN 344 Gresik, Pulau Bawean yang menjadi tempat pelaksanaan Eka Nusa dan membangun digihome. Foto: Rafi Ramadhan

“Hasil dari Eka Nusa ini berupa digihome yang pastinya akan membantu warga dan siswa SD untuk belajar,” kata Annisa. Nantinya, relawan yang tergabung akan bersama-sama merenovasi sebuah kelas yang akan dijadikan digihome. Kelas ini berada di UPT SD Negeri 344 Gresik, Desa Patarselamat, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean. 

Sekolah dasar yang dipilih ini terletak di atas perbukitan. Untuk mengakses ke sana, kita harus melewati rumah warga dan jalan yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor. Pemandangan alam akan memanjakan perjalanan untuk mencapai ke sekolah ini. 

Kelas berbasis teknologi ini akan menghadirkan pemateri yang ahli dalam bidangnya. Komunitas Bagi Bacaan lah yang akan memfasilitasi hal ini. Pengajar akan datang secara dalam jaringan (daring), sementara peserta kelas akan berkumpul di digihome tersebut. 

Siswa UPT SDN 344 Pulau Bawean sangat antusias melihat kedatangan tim Bagi Bacaan. Foto: Rafi Ramadhan

Pulau Bawean dipilih menjadi tempat penyelenggaraan Eka Nusa bukan semata karena keindahan panoramanya. “Data menunjukkan pembelajaran di sana masih konvensional. Online Learning masih belum ada,” tutur Annisa. Bagi Bacaan berusaha menjamah teknologi di pulau nan cantik itu.  

Saat tim Bagi Bacaan melakukan survei ke Pulau Bawean, mereka disambut dengan hangat oleh masyarakat di sana. Kedatangan mereka benar-benar dinanti oleh masyarakat. Mulai dari kepala desa, guru SD, sampai dengan penduduk lokal. Rasa kekeluargaan yang kental masih tumbuh subur di pulau itu. 

Niat baik tim Bagi Bacaan tersampaikan kepada kepala desa, kepala sekolah SD, dan juga masyarakat. Mereka sangat mengapresiasi terobosan baru ini demi kemajuan masyarakat Pulau Bawean.  Program Eka Nusa mendapat tempat baik di hati mereka. Tim Bagi Bacaan siap untuk melaksanakan program ini pada desember mendatang. 

Antusiasme itu datang dari salah satu pemuda asli Bawean, Haikal Abrar (20). “Satu kata untuk program Eka Nusa di sini ‘Keren’,” tutur Abrar saat ditemui langsung di Pulau Bawean. Abrar mengatakan bahwa penggunaan teknologi untuk belajar masih minim di sana. Program Eka Nusa ini bisa menjadi pelopor teknologi belajar di pulau itu. 

“Program ini sangat cocok karena Bawean butuh digitalisasi untuk metode pembelajaran,” ujar Abrar. Ia yakin bahwa program ini sangat dinanti oleh masyarakat Pulau Bawean agar teknologi dapat dioptimalkan di sana. Masyarakat pun sangat antusias dengan adanya program ini. 

Bagi Bacaan sebagai komunitas yang berfokus memberikan pengajaran kepada siswa khususnya usia sekolah dasar. Pada kesempatan lalu di Pulau Bawean, tim Bagi Bacaan memberikan pengajaran bahasa Inggris kepada siswa SD di sana. Foto: Rafi Ramadhan

Program ini pun nyatanya mendapat dukungan dari masyarakat di sana. Pihak lembaga SD sudah menyediakan ruangan untuk dijadikan digihome. Masyarakat desa pun telah menyediakan rumah bagi para relawan yang akan hadir di sana. Mahasiswa dan pemuda yang ada di Pulau Bawean bisa mengelola dan merawat digihome itu dengan baik. Mereka akan menjaga keberlanjutan dari program Eka Nusa tersebut.  

Rasa menggelora untuk segera menyelenggarakan Eka Nusa dirasakan oleh seluruh anggota komunitas Bagi Bacaan. Apalagi kegiatan mengajar siswa SD sudah sering dilakukan. Kali ini, mereka akan membawa pengalaman baru untuk bekerja sama membangun kelas interaktif di pulau itu. 

Program ini akan segera membuka pendaftaran bagi seluruh mahasiswa di Indonesia untuk tergabung di dalam relawan Eka Nusa. Persyaratan yang dilalui juga tak akan sulit. Jadi, tunggu apa lagi dan segera mendaftar untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. 

Penulis:

Rafi Ramadhan
Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Magangers Kompas Muda Batch XI