Meski PPKM Level 3 sedang berlangsung, SMK Tri Arga 2 Kebun Jeruk, Jakarta Barat tetap menggelar pelatihan untuk persiapan menghadapi sertifikasi lembaga sertifikasi profesi pihak (1) atau LSP. Kegiatan itu dihelat secara luring dengan prokes yang ketat pada 16 Februari 2022 lalu.
Kepala Program Teknik Komputer dan Jaringan mengadakan kegiatan pelatihan (workshop) berkenaan dengan persiapan sertifikasi LSP. Pelatihan dengan tajuk ” Belajar Mikrotik Routerboard dari Studi Kasus Buku Belajar Jaringan Mikrotik” tersebut dilaksanakan di laboratorium komputer SMK Tri Arga 2.
Sesuai aturan surat keputusan bersama empat menteri, sekolah yang berada di wilayah PPKM level 3, guru dan tenaga kependidikan wajib sudah vaksin paling sedikit 40 persen dan capaian vaksinasi dosis 2 pada warga lanjut usia paling sedikit 10 persen. Selain itu, sekolah tatap muka diselenggaraka secara terbatas dan bergantian. Jumlah murid maksimal 50 persen dari kapasitas ruang kelas dan lama belajar paling banyak 4 jam pelajaran per hari.
Kepala Program Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Tri Arga 2 Ahmad Damanhuri mengatakan bahwa pelatihan itu penting sekali dala rangka persiapan sertifikasi LSP. “Saat ini yang para siswa butuhkan adalah intensitas praktikum yang cukup guna pematangan kegiatan sertifikasi oleh LSP meski masa pandemi covid-19 tengah berlangsung,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan pelatihan memberi asa kepada anak-anak yang merasa kurang nyaman dengan sekolah daring yang telah berlangsung hampir dua tahun lamanya karena pandemi virus Korona. Dalam pelatihan ia melihat para siswa antusias dalam menyelesaikan instruksi-instruksi yang diberikan pemateri.
Antusias belajar
Pada pelatihan itu, pihak sekolah menghadirkan Hasan Assyauqi (17), siswa kelas XII di Rabbani Islamic School Cikarang, Kabupaten Bekasi (Jawa Barat) sebagai narasumber. Ia berbagi ilmu dalam bidang komputer dan jaringan. Meski pelatihnya hampir sesuai mereka, tetapi tak mengurangi minat siswa untuk belajar. “Para peserta pelatihan sangat antusias. Itu terlihat dari pertanyaan-pertanyaan selama menyelesaikan instruksi -instruksi yang kami berikan. Hampir 90 persen peserta telah menyelesaikan instruksi dalam workshop ini,” ujar Rabbani.
Pelatihan hari itu berlangsung dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dan diikuti 20 siswa. Demi menjaga kesehatan setiap peserta dan pengajar, sekolah menerapkan protokol kesehatan dan penjagaan dalam jarak aman. Sepanjang pelatihan berlangsung Kepala Program TKJ SMK Tri Arga 2 mendampingi para siswanya.
Dengan mengundang Rabbani sebagai nara sumber pelatihan, pihak SMK Tri Arga 2 sebenarnya juga bertujuan untuk memotivasi siswa-siswa sekolahnya agar mereka kelak juga mampu mengajari adik-adik kelasnya.
Berkait dengan pelatihan menghadapi LSP tersebut, Ayu Dewi Lianti, siswa kelas XI Jurusan TKJ SMK Tri Arga 2 Kebun Jeruk yang juga menjadi anggota panitia pelatihan mewancarai Kepala Sekolah SMK Tri Arga 2 Dwi Pujianto. Di bawah ini, isi wawancaranya.
Tanya : SMK Tri Arga 2 mengadakan pelatihan tentang mikrotik dalam masa pandemi PPKM level 3, anak-anaknya masih bersemangat. Apakah bapak mendukung?
Jawab: Jurusan teknologi, memang tidak bisa diadakan secara daring, untuk prakteknya melainkan diadakan secara luring. Karena guru sudah memberikan teori-teori, maka dari itu, kami mendukung anak-anak untuk mengerjakan apa yang sudah diajarkan oleh guru secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
T: Untuk persiapan apa pelatihan ini diadakan ?
J: Mengulang pelajaran yang telah diberikan oleh guru produktif dan untuk anak anak-anak menyiapkan diri mengikuti sertifikasi (LSP), seperti tahun kemarin jurusan TKJ. Alhamdulilah, mendapatkan sertifikat burung garuda emas. Maka dari itu, kami mengarahkan untuk supaya supaya mendapatkan sertifkat burung garuda emas dari BNSP bahwa anak-anak kami berstandar BNSP.
T: Saat ini masa pandemi, pembelajaran dibatasi 50 persen siswa, apakah berpengaruh dalam keterampilan anak-anak TKJ ?
J: Untuk pembelajaran yang dibatasi sudah ada surat dari dinas pendidikan. Mau tidak mau kami harus menerapkan pembatasan 50 persen siswa secara luring dan daring, untuk keterampilan. Terkhusus TKJ sangatlah berpengaruh dalam keterampilan pada pembatasan 50 persen jumlah siswa.
T: Apa rencana bapak kepala sekolah tentang pelatihan untuk tahun berikutnya ?
J: Kami membuka lebar kerjasama kepada siapapun supaya terlatih untuk apa yang dipelajari dan dibutuhkan supaya sinkron & match di dunia kerja. Dan kami sudah mendelegasikan pak Ahmad untuk mencari “dudika” (dunia usaha & industri ) untuk bekerja sama dengan sekolah kami supaya anak-anak terlatih dan siap menghadapi perubahan di dunia kerja.
T: Apa harapan Bapak dengan pelatihan ini ?
J: Siswa memiliki keterampilan yang lebih yang sudah ada pencerahan dan pembekalan dari sekolah di dunia usaha dan industri, sehingga memiliki level tertinggi. Salah satunya menyingkronkan kurikulum sekolah dan industri.
Muhammad Imad Al Hamas, Siswa Kelas XII Jurusan Teknik komputer dan Jaringan, SMK Tri Arga 2 Kebon Jeruk, Jakarta Barat