Kopi Bogor, Permata Tersembunyi Milik Kota Bogor

0
553

Jalan-jalan ke Bogor seakan tak pernah bosan. Nah, apakah teman-teman tahu tentang kopi Bogor? Selain talas dan asinan, Bogor juga memiliki ikon lain, yaitu kopi Bogor. Masyarakat luas memang belum familiar dengan kopi Bogor ini. Oleh karena itu, ada salah satu UMKM  yang menjual kopi Bogor dengan salah satu tujuannya menyebarluaskan kopi Bogor.

UMKM Odesa, yang dirintis oleh Bapak Mulyana, merupakan UMKM yang memiliki produk kopi Bogor. “Odesa sendiri diambil dari kata ‘orang desa’. Saya itu berasal dari desa, dan saya ingin menjual kopi Bogor karena saya orang Bogor. Saya ingin mengenalkan pada masyarakat luas mengenai kopi ini,” tuturnya.

Bapak Mulyana, pemiliki UMKM Kopi Odesa. Dokuemtasi: Mahasiswa SV-IPB/Reza Pamungkas

“Bogor sebenernya memiliki banyak jenis kopi. Setiap daerah di Bogor memiliki jenis kopi yang berbeda. Selain itu, harga kopi Bogor jauh lebih mahal dibandin harga kopi di daerah lain. Memang tidak semahal kopi luwak, naum harganya bisa dibiliang tinggi,” ujar Mulyana.

Kopi yang diproduksi dan yang dipasarkan oleh Mulyana merupakan kopi asli dari petani di daerah Bogor. Kopi yang sudah dipanen kemudian dikirim ke Bapak Mulyana, kemudian di olah menjadi biji kopi atau bubuk kopi, sesuai dengan pesanan pelanggan. “Selain kopi kita juga memproduksi teh. Teh yang diproduksi adalah teh Cascara, yaitu teh yang didapat dari kulit kopi Cascara,” katanya.

Untuk membantu para pelaku UMKM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University,  menyelenggarakan kegiatan IGTF atau IPB Goes to Field. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa bisa menyaksikan langsung bagaimana setiap UMKM bekerja dan memasarkan produknya, serta membantu para UMKM menyebarluaskan produk serta memperbesar pasar mereka.

Mahasiswa SV-IPB berfoto dengan pemilik UMKM Kopi Odesa, Bapak Mulyana, dalam kegiatan IPB Goes To Field. Dokumentasi: Mahasiswa SV-IPB/Reza Pamungkas

Pada UMKM Odesa, mahasiswa SV-IPB membantu Mulyana mempromosikan produknya. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari branding, membuka toko di online shop, hingga membentuk akun di sosial media untuk keperluan promosi. Pembuatan akun ini bertujuan untuk memperluas pasar. Namun, diperlukan juga edukasi mengenai penjualan secara daring. Minimnya pengetahuan mengenai teknologi dan pengetahuan mengenai penjualan secara daring membuat promosi di UMKM terhambat, hal ini juga terjadi pada UMKM Odesa.

Selain branding, publikasi mengenai produk milik Mulyana juga kurang. Sejauh ini,  Mulyana hanya menyebarluaskan produknya ke keluarga dan kerabat saja. Hal ini membuat ruang lingkup penjualan kopi Bogor minim. Oleh karena itu, kegiatan IGTF ini diselenggarakan untuk membantu Bapak Mulyana mengenai promosi dan publisitas produk miliknya.

Penulis:

Khalila Zahra Maharani, Magangers Batch X, mahasiswi Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor.