Keseruan Magangers “Amuba” Liputan Lapangan

0
209

Halo Sobat Muda! Tak terasa Magangers Batch XII sudah menjalani kegiatan Magangers Kompas Muda kelas ke-3 lhoo. Seperti biasa, Magangers Batch XII masih bersemangat mengikuti kelas Magangers yang dilakukan secara daring. Dan, seperti biasa juga, teman-teman Magangers Batch XI yang menjadi panitia melakukan tugasnya secara hibrida di Zoom dan Menara Kompas Jakarta.

Acara dibuka dengan perbincangan hangat dari pembawa acara dan sedikit kilas balik tentang kegiatan magang kelas sebelumnya. Kali ini, pertemuan diawali dengan cerita-cerita pengalaman dari Pemimpin Umum Suma UI Faizah Diena Hanifa yang juga Magangers Batch IX. Berbagai pengalaman jurnalistik diberikan oleh kak Diena yang menjadi bekal dasar untuk bersikap sebagai jurnalis. Terutama bagi Bahraini Dinar Asyifak magangers batch XII yang mendapatkan tips untuk mengatasi sifat introvertnya dari kak Diena.

Acara pun berlanjut dengan presentasi hasil liputan setiap kelompok. Dalam waktu satu minggu, setiap kelompok yang terdiri dari lima orang harus membuat satu halaman koran dan satu video. Dibutuhkan kerja sama ekstra untuk mereka berkolaborasi agar menghasilkan artikel dan video yang menarik. Apalagi, dalam satu kelompok, mereka berada di kota yang berbeda-beda.

Saat mendapat tugas liputan pertama, setiap kelompok berdiskusi secara daring, untuk menentukan satu tema. Lumayan lama juga loh mencari satu tema liputan yang bisa dikerjakan bersama-sama. Bahkan, ada satu kelompok yang berdiskusi mulai pukul 22.00 hingga tengah malam. Semua anggota berusaha meluangkan waktu untuk bertemu di Zoom atau Google Meet.

Riki Kurniawan (kanan) dan Novia Anggi Tri Sulistyowati berfoto dengan manajer Lemari Lila, Abu Juniarenta di toko Lemari Lila, Yogyakarta, pekan lalu. Foto : ARSIP PRIBADI

Salah satu peserta magangers, Riki Kurniawan, mahasiswa Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Diponegoro Semarang mengisahkan pengalamannya yang seru. Awalnya, dia bersama teman-temannya akan wawancara narasumber secara daring, tetapi setelah mendapat masukan dari wartawan Kompas Dwi As Setianingsih, Riki langsung semangat pergi ke Yogyakarta. Perjalanan dari Semarang ke Yogyakarta dilakukan setelah mendapat ijin dari sang orangtua.

“Ternyata bener, ada sensasi tersendiri waktu terjun langsung ke lapangan. Apalagi pengalaman waktu itu bareng sama temen yang baru kenal seminggu dan belum pernah ketemu sebelumnya,” kata Riki yang meliput ke toko batik Lemari Lila, di kawasan Prawirotaman, Yogyakarta.

Saat itu, Riki bertemu dengan teman kelompoknya, Novia Anggi Tri Sulistyowati, mahasiswi Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta. Riki dan Anggi mewawancarai Manajer Lemari Lila, Abu Juniarenta. “Pas liputan, awalnya sedikit takut tetapi suasana berubah jadi cair waktu pertama kali sampai di Lemari Lila. Jadi aku secara pribadi secara tidak langsung menjadi sedikit lebih percaya diri dan lebih semangat meliput,” cerita Riki.

Kelompok Simba saat presentasi hasil karya pada Sabtu (20/11/2021). Foto : Tangkapan Layar Zoom

Keriuhan setiap kelompok juga terasa di grup WhatsApp kelompok. Mereka berkoordinasi mengenai apa saja yang akan ditulis sekaligus menceritakan pengalaman liputan. Salah satunya Muhammad Ilham Akbar, mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang meliput ke penjual pempek. “Wah, lumayan dapat pempek gratis,” kata Ilham yang biasa dipanggil Iil. Di grup WA pun dia  menggoda teman-temannya apakah sudah kenyang mencicipi makanan. Maklumlah, Iil dan teman-temannya sepakat untuk memilih tema UMKM yang menggunakan pembayaran digital untuk memudahkan dalam tranksaksi jual beli. 

Tema artikel lainnya yang dibuat sangat beragam dan pastinya berkaitan dengan generasi muda. Ada yang membuat artikel mengenai kegiatan finansial seperti kelompok 6 Sawarna Magangers Batch XII. Mereka memberikan pengenalan dan tips mengenai investasi pada generasi muda dari para ahli. Tentunya hal ini sangat berguna bagi anak muda agar melek finansial.

Selain itu, ada kelompok yang mengangkat tema generasi muda yang tetap produktif selama pandemi. Ada juga tema anak muda yang berkreasi dengan memproduksi film. Dengan waktu liputan dan mengerjakan tugas selama empat hari, mereka tentu ingin memberikan yang terbaik.

Merupakan suatu hal yang sangat hebat bagi para jurnalis muda ini karena mereka dapat menyajikan artikel dan video yang apik. Hasil dari kolaborasi mereka membuktikan bahwa meskipun mereka terpisah jauh namun kerja sama mereka dapat terus berjalan dengan sangat baik. Terdapat banyak suka duka dalam pembuatan karya ini misalnya dari Antonius Alvin Magangers Batch XII.

“Wah senengnya sih pas dapet pengetahuan baru dari teman satu kelompok yang beda divisi tapi ya gitu karena kita dikejar waktu dan harus menyesuaikan waktu dan kondisi per wilayah jadi pengerjaan ini banyak tantangannya” kata Alvin.

Hal yang paling berbeda adalah adanya peran videografer yang membuat presentasi karya mereka semakin menyenangkan. Video yang mereka sajikan bisa membuat suasana semakin hidup dengan karya mereka yang sangat keren! Sebagai panitia dari Batch XI hal ini juga sangat baru seperti kata Mario Nathaniel Liandar, mahasiswa Akutansi Universitas Indonesia. “Sangat menarik untuk melihat video mereka, apalagi jika sedang malas membaca tinggal melihat video yang sudah merangkum semuanya” tutur Nathan.

Saat presentasi, wajah-wajah tegang terlihat di layar Zoom. Setelah mempresentasikan hasil karya mereka, tentunya mereka memerlukan pendapat dari yang ahli. Berbagai kritik dan saran yang membangun diberikan oleh para jurnalis senior Harian Kompas setelah melihat hasil karya mereka. Hal ini juga membuat mereka menjadi paham kelebihan dan kekurangan karya yang telah mereka buat.

Arka dan Nathan, Magangers Kompas Muda Batch XI yang menjadi panitia pelaksana sedang bertugas di Menara Kompas, Jakarta. Foto : Yuan Kosalla

Selain presentasi liputan, mereka juga diberikan perenggangan yang menyenangkan agar tidak terlalu tegang. Seperti biasa ada permainan yang dibuat khusus untuk mereka. Permainan kali ini bernama Tebak Teman yang mengharuskan mereka untuk menebak wajah teman mereka yang telah dipotong-potong. Kak Icha dan Kak Hannan dari batch XI sebagai pembuat permainan ini tampaknya gagal mengecoh mereka untuk tidak mengenali potongan foto wajah teman mereka. Namun kegagalan ini lah yang diharapkan. Hal ini membuktikan bahwa jarak yang jauh tidak membuat mereka tidak mengenal teman angkatan mereka.

Kegiatan magang kelas ke-3 ini ditutup dengan pemilihan ketua angkatan. Pemilihan ini dilakukan dengan voting yang telah dilakukan oleh semua Magangers Batch XII. Hasil dari pemilihan bersama ini membuahkan hasil manis bagi Alvin dan Octa Enri Putra yang terpilih menjadi Ketua dan Wakil Ketua Amuva. Mereka menggunakan pengandaian diri sebagai ular. Kalau menurut Octa, ular itu banyak “bisa”nya. Okee bolehlahh….

Penulis :

Chrispinus Bimo Pinanditho, mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara dan Magangers Kompas Muda Batch XI