Halo Semesta, akan ku ceritakan bagaimana Surya-nya Lara. Iya namaku Lara, Salara Kanila. Ini cerita bagaimana rasa patah yang tak bisa tumbuh lagi. Bagaimana patahnya rasa mencintai dia, sedangkan dia mencintai yang lain.
Bagaimana Semesta?
Surya Markantala. Penerang dikala hari mulai datang, walau datangnya selalu aku lambatkan, walau hadirnya selalu ku keluhkan disetiap keadaan.
Semesta, boleh izinkan Lara menemani Surya? Apa boleh Lara menikmati cerita Surya dikala ia terbit dan tenggelam? Apa boleh Lara merindu setiap malam ketika Surya terbenam? Apa boleh Lara cemburu ketika Bintang dan Bulan lebih mengenal Surya dari pada Lara?
Semesta.. kemarin Lara membisikan isi kepalanya pada Surya. Dan tahu apa? Surya menerimanya dengan baik Semesta!!
Surya.. Lara sudah ingin bahagia bersamamu, biarkan Lara berharap. Biarkan Lara menikmati ini. Biarkan, Lara gembira.
Surya, bunga hatinya Lara mulai mekar. Bahagia begitu mendominasi. Lara terbuai.
Terimakasih Tuhan, Terimakasih Surya. Terimakasih Semesta. Lara sangat bahagia.
**
Namun setelah gerimis tadi pagi..
Sikapnya berubah. Surya kenapa? Surya bosan sama Lara?.. Surya tak suka Lara ya?.. Apa Lara terlalu banyak mau?
Tolong Surya, tolong. Jangan patahkan apa yang sudah tumbuh. Tolong jangan hancurkan mimpi yang sudah mulai nyata. Surya…
Bagaimana bisa sang Lara menahan sakitnya patah hati dan sakitnya hari pertama datang bulan disaat yang bersamaan?
Semesta, Lara sayang Surya. Semesta, tolong.. Lara baru bahagia..
Semesta.. Sakit.. Lara sakit Semesta.. Sakit sekali rasanya..
Sakit menyelami rasa yang tak pernah ada, apalagi merasakan sakit yang tak pernah sembuh.
– Tentang Surya, yang ingin bahagia tanpa Lara.
Semangat nesta
Comments are closed.