Cinta Untuk Warga Desa Seraya Marannu Kecamatan Komodo – Nusa Tenggara Timur

0
1543

Youth Center to Act For Nation (Youcan), pada Februari 2021 lalu menyelenggarakan kegiatan tahunan bernama Youcan Social Expedition (YSE) ke-5 di Desa Seraya Marannu, Pulau Seraya Besar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). YSE merupakan program pengabdian masyarakat lintas disiplin yang terbuka untuk umum dengan tujuan memfasilitasi pemuda yang berkomitmen untuk mengembangkan diri dalam pemberdayaan masyarakat dan memberikan kontribusi positif yang nyata untuk masyarakat.

Kegiatan organisasi tersebut selalu dilaksanakan di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan.

Setelah melalui proses pendaftaran hingga selesksi peserta, maka terpilih sebanyak 27 pemuda yang terdiri dari mahasiswa perguruan tinggi dan masyarakat umum yang melaksanakan kegiatan ini selama satu minggu untuk tinggal di Desa Seraya Marannu. Desa tersebut merupakan hasil pemekaran dari Desa Pasir Putih pada tahun 2012. Luas wilayahnya kurang lebih 30 persen dari total luas keseluruhan Pulau Seraya Besar. Penduduk desa itu sebanyak 619 orang dengan 163 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 317 laki-laki dan 302 perempuan.

Pantai pasir putih di Seraya Marannu
Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Desa Seraya Marannu merupakan desa yang terletak sekitar 10 km sebelah utara Kota Labuan Bajo dan berada pada pulau terpisah dengan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Transportasi yang dapat mengakses menuju Desa Seraya Marannu hanya melalui jalur laut saja dengan menggunakan kapal dengan waktu tempuh kurang lebih 1-2 jam perjalanan. Ketika sampai di Desa Seraya Marannu hal yang pertama akan tampak yaitu susunan bukit indah yang melatar belakangi lokasi desa yang terletak di sepanjang garis pantai.

Meskipun terlihat indah, kehidupan masyarakat Seraya Marannu terbilang sederhana. Hal itu tampak dari konstruksi rumah mayoritas masyarakat Seraya Marannu yang berbentuk rumah panggung berbahan kayu serta jalan desa menggunakan semen. Akses listrik di Desa Seraya Marannu masih mengandalkan panel surya, sehingga listrik hanya tersedia pada pukul 18.00-06.00 saja. Pada siang hari aliran listrik mati.

Fasilitas pendidikan yang dimilki oleh desa tersebut pun terbilang minim. Hanya tersedia satu sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama saja yang dinamai dengan SD dan SMP Satu Atap.

Namun, dengan berbagai kondisi yang dialami oleh masyarakat Seraya Marannu , mereka memiliki satu hal yang menjadi penyemangat sesama masyarakat, yaitu sifat ramah dan bersedia membantu satu sama lain. Hal tersebut langsung terlihat ketika pertama kali tim Youcan Social Expedition berlabuh di dermaga desa yang terletak di Pulau Seraya Besar.

Warga Seraya Marannu khususnya anak-anak menyambut hangat kedatangan kami. Bahkan dengan sukarela membantu menuntun kami menuju lokasi penginapan yang sebenarnya merupakan salah satu rumah warga. Hal itu karena di desa tersebut masih belum tersedia penginapan sehingga untuk tinggal di sana, kami harus menetap di satu rumah warga selama satu minggu mengabdi di sana.

Siswa SD antusias pada kegiatan belajar
Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Pada kegiatan pengabdian itu, tim dibagi menjadi tiga kelompok bidang yaitu ekonomi dan lingkungan, pendidikan dan kesehatan. Ketiga bidang  memiliki program kerja masing-masing dengan tujuan serta sasaran yang berbeda-beda. Pada bidang pendidikan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar siswa SD dan SMP saja karena di Pulau Seraya Besar tidak tersedianya SMA.

Kegiatan yang dilakukan memberikan materi pembelajaran seperti Aku Cinta Indonesia, Merajut Mimpi Mengukir Asa, Satu Buku Berjuta Manfaat, lomba mewarnai, lomba cipta puisi, lomba cerdas cermat serta beberapa kegiatan yang merupakan kolaborasi dengan bidang kesehatan seperti new normal education dan edukasi menyikat gigi yang benar.

Program lain di bidang kesehatan yang sasarannya memberi  edukasi kepada anak-anak, warga umum dan lansia dilakukan dengan mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pentingnya sarapan serta makan makanan yang bergizi, mencuci tangan dengan benar, edukasi sikat gigi yang benar.  Anggota tim mengajarkan pula pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan serta edukasi protokol kesehatan Covid-19. Mereka juga melakukan pengecekan kesehatan secara umum bagi orang lanjut atau lansia dan warga umum. Pelaksanaan kegiatan dibantu oleh petugas pusat kesehatan desa (puskesdes) setempat.

Warga sedang mengantri untuk general check up
Warga sedang mengantre untuk pemeriksaan kesehatan. Foto : Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Sedangkan tim yang bertugas pada bidang ekonomi dan lingkungan melakukan program pembuatan video promosi serta dokumentasi kegiatan selama di Desa Seraya Marannu. Para pemuda juga mengolah limbah kayu untuk dijadikan papan petunjuk arah yang diletakkan di dekat dermaga. Dengan cara itu pendatang bisa dengan mudah menemukan lokasi yang dituju.

Lokasi yang dicantumkan pada papan petunjuk arah yaitu lokasi penting di desa seperti kantor desa, SD dan SMP Satu Atap, sumber mata air, masjid, puskesdes dan lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Selain papan petunjuk arah, kami juga membuat majalah dinding (mading) yang berisikan kumpulan materi-materi dari divisi pendidikan dan kesehatan untuk diserahkan kepada pihak desa.

Hasil dari mengolah limbah kayu untuk papan petunjuk arah oleh tim Ekonomi dan Lingkungan
Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Semua kegiatan tersebut kami lakukan dalam waktu kurang lebih empat hari efektif dengan mengikutsertakan warga dalam pelaksanaannya. Hal yang membahagiakan adalah setiap program yang dijalankan mendapatkan respon positif baik dari warga maupun pihak desa. Hal tersebut terlihat dari antusias warga dalam melaksanakan program dan ketepatan waktu warga saat datang ke lokasi program yang berlokasi di sekolah, puskesdes dan kantor desa.

Respon postif juga disampaikan oleh Sutirman, Kepala Desa Seraya Marannu saat melakukan diskusi dengan tim Youcan Social Expedition. Ia  menyatakan bahwa kegiatan pengabdian oleh mahasiswa seperti ini yang ditunggu-tunggu oleh warga. Mereka  memang membutuhkan bantuan dari segi keilmuan untuk meningkatkan semangat warga khususnya generasi muda desa untuk terus berkembang.

“Selama terbentuknya Desa (ini) sejak sembilan tahun lalu, baru ada dua kali kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar untuk Seraya Marannu,” kata Kepala Desa Seraya Marannu Sutirman.

“Selama terbentuknya Desa Seraya Marannu sembilan tahun lalu, baru ada dua kali kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar untuk Seraya Marannu. Pertama KKN oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan kedua kegiatan oleh Youcan Social Expedition, ujar Sutirman.

Tak bisa ditampik bahwa Desa Seraya Marannu sampai saat ini masih belum dilirik oleh banyak pihak. Keberadaannya masih kalah terkenal dengan obyek wisata di pulau lain di Labuan Bajo seperti Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach dan lain sebagainya yang merupakan wisata eksklusif.  “Padahal, jika dilihat kembali Pulau Seraya Besar memiliki potensi pariwisata yang cukup menjanjikan karena lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Labuan Bajo. Hanya sekitar 1-2 jam perjalanan laut menggunakan kapal, kata Sutirman.

Menurut dia, diantara pulau lainnya di Labuan Bajo, Pulau Seraya Besar sebenarnya memiliki keunikan tersendiri. Desa kami memiliki sumber mata air tawar. Warga pulau lain untuk mendapat air tawar harus membelinya ke Kota Labuan Bajo karena sumber airnya berupa air payau, ” jelas Kepala Desa Seraya Marannu itu.

Foto bersama tim YSE Labuan Bajo 2021
Foto : Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Tak hanya itu, desa tersebut juga memiliki objek wisata yang menarik. Salah satunya  pemandangan bukit savana yang begitu luas. Pada musim hujan padang savana tersebut akan berwarna hijau layaknya karpet dibentangkan di atas bebatuan. Sedangkan saat musim kemarau padang itu akan berubah warna menjadi coklat keemasan layaknya savana di benua Afrika. Selain itu, pemandangan dari atas bukit juga dapat melihat lautan luas yang indah.

Selain pemandangan indah, desa itu memiliki  budaya khas dan acara tahunan untuk memperingati hari-hari tertentu. Kebudayaan yang diunggulkan oleh Seraya Marannu, salah satunya  atraksi pencak silat khas Suku Bajo yang disebut Manca.

Atraksi  diiringi oleh tabuhan gendang besar dengan diikuti oleh gerakan saling melawan antara dua orang yang menggunakan properti dari kayu yang dibentuk seolah-olah menjadi pedang. Umumnya Manca dipentaskan pada acara-acara khusus atau penting lainnya karena termasuk ke dalam kesenian tradisional sakral Suku Bajo.

Atraksi Manca oleh warga Seraya Marannu
Atraksi silat khas suku Bajo di Desa Soraya Marannu. Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Hal lain yang menjadi daya tarik lain dari desa itu, penyelenggaraan lomba balap perahu katinting untuk memperingati hari raya Idul Fitri. Perahu katinting merupakan perahu milik warga yang berprofesi sebagai nelayan yang telah dilengkapi dengan kemudi mesin bermotor sehingga dapat melaju dengan cepat. Lomba  diadakan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dalam nuansa Idul Fitri.

Kami bersyukur dapat menyaksikan kedua acara unggulan di Seraya Marannu yaitu Manca dan lomba balap katinting yang sengaja diselenggarakan untuk tanda terimakasih masyarakat kepada kami. Rasa bahagia bercampur haru saat kami mengetahui kedua acara tersebut sengaja diselenggarakan untuk kami.

Lomba balap perahu katinting
Foto : Dokumentasi YSE Labuan Bajo 2021

Pada malam terakhir sebelum harus meninggalkan  Labuan Bajo dan pulang ke kota masing-masing, masyarakat Seraya Marannu mengajak kami untuk berkumpul di aula sekolah untuk merayakan perpisahan bersama-sama. Kami disuguhkan berbagai kudapan seperti roti khas Seraya Marannu, donat, teh dan kopi asli Bajo untuk menemani percakapan sembari membahas kegiatan yang telah berlangsung.

“Kami masyarakat Desa Seraya Marannu mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa dari Youcan Social Expedition karena menyambangi desa kami serta memberikan banyak hal-hal baik untuk desa kami meski dalam waktu sangat singkat,” ujar Rustam, pemuda desa sekaligus salah satu perangkat desa.

Kegiatan itu tak hanya membuat masyarakat desa tersebut senang. Salah satu peserta Youcan Social Expedition, Moh Nuril Ikhsan (22 tahun) dari Politeknik Negeri Jember  menyatakan kegiatan pengabdian itu sangat membuka matanya. “Dari kegiatan ini saya tahu betapa luas Indonesia serta menambah wawasan, memberi pengalaman yang berharga sekaligus menakjubkan bagi saya,” kata Nuril.

Pada hari terakhir rasa sedih menyelimuti baik tim YSE maupun warga Seraya Marannu karena merasa telah menjadi bagian dari warga di sana. Saat kami berjalan di dermaga menuju kapal yang membawa kami menuju Labuan Bajo anak-anak terus mengikuti sembari berucap tidak ingin ditinggalkan namun perpisahan tetap harus dilakukan. Sampai kapal kami meninggalkan desa pun mereka masih melambaikan tangan ke arah kami dengan wajah yang sedih. Terimakasih Desa Seraya Marannu, pengalaman serta pembelajaran yang kami peroleh darimu tidak akan terlupakan. Pengabdian merupakan bentuk nyata kepedulian kepada masyarakat.

Aunal Adha Sulistiari, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, volunteer Youcan Social Expedition (YSE) Labuan Bajo 2021 dan Magangers Kompas Muda Harían Kompas Batch IX