Kiprah “Bagi Bacaan” Memberi Pemahaman Pentingnya Literasi

51
406

Pandemi Covid-19  tak hanya membuat kita susah, tapi juga memunculkan ide dibenak seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya untuk mendirikan sebuah start up. Tak hanya itu saja, baginya, start up yang ingin didirikan harus bermanfaat bagi banyak orang. Gayung bersambut, tanggal 17 Agustus 2020, lahirlah sebuah komunitas bernama Bagi Bacaan.

“Sebenarnya, output dari Bagi Bacaan adalah start up yang bergerak di bidang sosial. Model awal gerakan kita, yaitu pembagian buku,” tutur Pak Jo, panggilan mahasiswa yang mendirikan  Bagi Bacaan itu. Ia tak ingin disebutkan nama aslinya. Menurut dia, mendirikan sebuah start up tak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, ia mengawalinya dengan menjadikan Bagi Bacaan sebagai komunitas terlebih dahulu. Komunitas itu beraktivitas di Kota Malang, Jawa Timur.

Menurut pak Jo, agar komunitas Bagi Bacaan dapat berjalan secara terarah ke depan, pilihannya adalah menjadi sebuah start up. Ia memilih arah pergerakan di bidang sociopreneur. “Tidak hanya bicara soal profit, tetapi juga dampak apa yang kita berikan bagi anak-anak muda Indonesia dan masyarakat,” katanya

Talkshow yang dibawakan Fauzan Al Rasyid. dosen Univeritas Indonesia dan Senior Editor di Rusia Beyond, dan Shania Indira Putri, Menteri Riset Green Generation. Foto : Arsip Bagi Bacaan

Mahasiswa semester enam ini menuturkan “Di tahun pertama, harapan kami mau meningkatkan awareness masyarakat, terlebih dahulu. Kepedulian terkait komunitas Bagi Bacaan itu sendiri dan Pendidikan literasi dasar, sekaligus pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari,” tuturnya. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, enam literasi dasar meliputi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya.

Bagi Bacaan baru berusia enam bulan, tetapi, komunitas tersebut sudah memiliki visi sebagai arah geraknya. “Bagi Bacaan punya tiga visi, ada Bagi Bacaan, Buka Wawasan, dan Dukung Pendidikan,” jelas Pak Jo. Visi “Bagi Bacaan” diartikan bagaimana cara agar komunitas ini bisa membagi bahan bacaan untuk seluruh taman baca dan rumah baca di Indonesia. Kemudian, “Buka Wawasan” bermakna bahwa komunitas ini harus membuka wawasan tentang Pendidikan literasi dasar yang harus dikuasai untuk peningkatan taraf hidup. Tak ketinggalan, “Dukung Pendidikan” harapannya Komunitas Bagi Bacaan bisa mendirikan rumah-rumah baca di Indonesia.

Komunitas itu diinisiasi oleh tujuh mahasiswa. Mereka berangkat dari latar belakang budaya yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan pemahaman akan literasi dasar. Suatu hal yang menggelitik di dalam komunitas ini, yaitu para inisiator enggan dipublikasikan identitasnya. Ternyata, Pak Jo memiliki alasan tersendiri. “Aku enggak ingin Bagi Bacaan punya satu tokoh yang benar-benar jadi pegangan atau punya penokohan,” jelasnya. Ia berpandangan bahwa dirinya ingin Bagi Bacaan diatasnamakan gerakan anak muda bersama untuk membantu sesama.

Melansir dari website resmi bagibacaan.com, saat ini Bagi Bacaan sedang mengumpulkan donasi berupa buku dan uang. Perkembangan donasi buku, dengan target 100 buku, menunjukkan angka 16 persen, sedangkan perkembangan donasi berupa uang, dengan target Rp2.000.000, baru terkumpul 15 persen. Periode donasi ini berlangsung dari tanggal 30 Januari 2021 sampai dengan 20 Februari 2021. Apabila donasi telah terkumpul, akan diserahkan langsung ke Rumah Belajar Sumbada, Malang dan  Rumah Baca Pelopor, Sumatera Selatan.

Pak Jo mengatakan saat ini Bagi Bacaan masih dalam tahap meningkatkan kepedulian bagi masyarakat. Usaha itu dilakukan dengan mengadakan beberapa program dan kegiatan. Genap enam bulan, Bagi Bacaan telah mengadakan dua lomba, yaitu lomba cover lagu dan lomba menulis esai. Antusiasme dari masyarakat tidak main-main. Total 67 karya cover lagu dikirimkan untuk mengikuti lomba. Tak ketinggalan 80 karya esai juga mengikuti perlombaan yang diadakan oleh komunitas ini.

Paduan Suara Mahasiswa FIA UB diundang menjadi pengisi acara di Konser Virtual Panggung Literasi. Foto : Arsip Bagi Bacaan

Kegiatan Bagi Bacaan yang lain, yaitu webinar, dilakukan secara daring agar bisa menjangkau orang-orang di seluruh Indonesia. Kegiatan webinar ini dinamakan Edu Talk. Sejak awal pendirian, total Edu Talk telah diselenggarakan sebanyak empat kali. “Edu Talk ketiga itu paling ‘pecah’. Ada 250 orang hadir,” ujar Pak Jo.

Kegiatan webinar ini mendatangkan pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya masing-masing, khususnya anak-anak muda yang menginspirasi. Sebutlah Muthia Fadhila Khairunnisa, penulis 45 buku dan aktivis sosial, dan Angelica Sovieana Ansanay, influencer Papua. Tema Edu Talk juga beragam, mulai dari nasib pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) sampai  pembahasan mengenai literasi digital.

Konser virtual juga tak ketinggalan. Konser virtual ini diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2021 melalui live streaming dari aplikasi YouTube. Konser tersebut diselingi dengan talkshow yang dibawakan oleh Fauzan Al Rasyid, dosen Univeritas Indonesia dan Senior Editor di Rusia Beyond, dan Shania Indira Putri, Menteri Riset Green Generation. Konser virtual ini juga menghadirkan Kak Toni (pendongeng) dan Administratio Choir (Paduan Suara FIA UB).

Demi melengkapi keseruan, Pak Jo berusaha mencari waktu untuk melaksanakan kegiatan secara luring. “Rencananya aku mau mengadakan ekspedisi, kunjungan ke masyarakat dan taman baca. Ya, sebagai permulaan. Mau mengecek trial and eror-nya,” tuturnya. Kegiatan luring akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19.

Pak Jo, yang menjadi inisiator utama Bagi Bacaan, menaruh harapan besar agar komunitas itu terus berkembang dan bermanfaat bagi anak muda di Indonesia. “Harapannya orang-orang bisa memahami bahwa literasi bukan merupakan suatu hal yang rumit untuk dilakukan. Akan tetapi, literasi adalah hal yang kita lakukan setiap hari,” kata Pak Jo. Ia menambahkan dengan mempelajari enam literasi dasar, kelak setiap orang meningkatkan apa yang mereka lakukan dan meningkatkan taraf hidupnya untuk membantu orang lain,” Pak Jo juga berharap agar Bagi Bacaan mendapatkan sumber penghasilan demi terselenggaranya semua kegiatan yang sudah direncanakan.

 

Rafi Ramadhan, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang