Tiga “Surga” di Kawasan Gunung Rinjani, Lombok

41
563

Apa yang terlintas di pikiran kalian saat mendengar nama pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat ? Benar sekali, Keindahan dan pesona alam yang dimiliki oleh pulau Lombok tidak kalah cantik dengan destinasi wisata lain di dunia. 

Selain Gili trawangan, pantai Kuta, pantai Pink,  desa adat Sade misalnya, masih ada destinasi utama yang sangat digemari oleh pendaki Gunung, yakni gunung Rinjani yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia. Gunung tersebut seperti “menguasai” seluruh bagian pulau tersebut, karena besarnya mencangkup dari bagian Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Walaupun menjadi salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat para pendaki untuk menikmati keindahan Alam didalamnya sampai puncak gunung.

Gunung Rinjani ternyata mengundang banyak wisatawan domestik maupun mancanegara, pendaki sampai non pendaki untuk mengulik seperti apa  gunung tersebut. Memang, termyata gunung itu punya sejuta keindahan alam. Saya akan mengajak kalian untuk menulusuri perjalanan saya lalu ke kawasan gunung Rinjani sebelum pandemi melanda Nusantara. Inilah  beberapa tempat di gunung Rinjani yang pernah saya kunjungi.

 Air Terjun Sindang Gile

Saya beserta saudara- saudara saya pernah pergi ke air terjun Sindang Gile. Air terjun tersebut berada di Senaru, Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kami menaiki kendaraan beroda empat untuk menuju ke air terjun Sindang Gile. Waktu yang diperlukan kurang lebih dua jam dari penginapan kami di daerah Selong, Lombok Timur. Itu belum termasuk perjalanan kaki menuju air terjun, tetapi jangan khawatir banyak penginapan murah seharga Rp250.000 – Rp500.000 per malam di Senaru, Lombok Utara dengan pemandangan cantik di sekitarnya.

Seperti pada umumnya air terjun, kendaraan mobil maupun motor tidak dapat memasuki kawasan dekat air terjun. Jarak tempat parkir mobil dengan air terjun sangat jauh, sehingga diharuskan untuk berjalan menuju air terjun. 

Saat itu tiket masuk untuk menuju air terjun Sindang Gile sampai Tiu Kelep seharga Rp 40.000 dan sudah termasuk jasa pemandu wisata. Pemandu wisata tersebut cukup ramah dan mereka tinggal di kawasan tersebut sehingga paham mengenai air terjun.

Sebelum memasuki hutan menuju air terjun, saya sarankan untuk membeli beberapa makanan ringan di sekitar area parkir kendaraan sebagai persediaan makanan jika lapar di pertengahan jalan. Maklum selama perjalanan sampai ke air terjun Tiu Kelep tidak ada warung yang menjual makanan. Atau bisa juga untuk mengurangi ongkos, kalian bisa membawa makanan dari penginapan. Selain itu jangan lupa untuk membawa baju ganti dan jas hujan plastik seharga Rp 5.000 untuk melindungi diri kalian dari cipratan air terjun 

Trek pertama berupa anak tangga tetapi pada saat itu masih menggunakan tanah, tidak ada pegangannya sedangkan disebelah kiri saya adalah jurang. Selama perjalanan yang saya lihat pepohonan yang rindang dan suara desiran air sungai yang  jernih.

Dipertengahan jalan kami bertemu beberapa kera. Konon katanya, kera tersebut adalah penunggu wilayah itu, sehingga jika kita merusak habitat atau membunuh mereka, kami akan ditandai oleh sekelompok kera tersebut dan akan terus dicarinya hingga para kera dapat balas dendam. Hmm seram ya, tetap berhati-hati ya, teman- teman.

Air terjun Sindang Gile, Lombok Utara, NTB, Indonesia. Foto : Dwi Laras Karimah

Setelah 30 menit berlalu, kita akan menemukan air terjun Sindang Gile. Air terjun tersebut memiliki dua tingkatan dan air terjun Sindang Gile berada dibawah sungai yang dangkal sehingga banyak wisatawan  berenang di sungai tersebut. Sebelum sampai ke sungai, kita harus turun berpegangan dengan bebatuan. Fasilitas sekitar air terjun tersebut terdapat tempat ibadah dan toilet. Untuk umat Muslim bisa tetap melaksanakan shalat di dalam musholla tetapi saya sarankan untuk membawa alat shalat sendiri supaya lebih nyaman dan untuk yang sehabis bermain air terjun bisa mengganti pakaian di toilet.

Air Terjun Tiu Kelep

Setelah selesai menikmati pemandangan dan bermain air di Sindang Gile, saya kembali melanjutkan perjalanan menulusuri hutan. Suasana perjalanan semakin mencengkeram karena air hujan turun, tanah yang kita lalui semakin licin. Trek perjalanan semakin seru dan rumit.

Perjalanan untuk sampai di Tiu Kelep butuh waktu 30 sampai 40 menit dari Sindang Gile, tetapi jangan khawatir trek yang dilalui lebih menyenangkan. Untuk kalian yang menyukai rintangan, pasti akan menyukai perjalanan menuju air terjun Tiu Kelep ini.

Sungai sebelum air terjun Tiu Kelep, Lombok Utara, NTB, Indonesia . Foto : Dwi Laras Karimah

Kami akan menyeberang sungai yang cukup deras sebanyak dua kali. Penyebrangan yang pertama air yang diterjang tidak terlalu deras sehingga saya dapat menyeberanginya dengan sendiri. Akan tetapi tetaplah berhati hati karena di sekitar sungai tersebut ada bebatuan yang jumlahnya cukup banyak dan licin. Jangan khawatir, disana terdapat warga sekitar yang dapat membantu kalian untuk menyebrangi sungai tersebut.

Setelah menerjang sungai, kami dapat kembali berjalan diatas tanah karena hujan maka jalan yang dilalui becek dan mengharuskan saya untuk melepas alas kaki. Jalan yang berkelak-kelok, melangkah di bebatuan, hingga akhirnya sampai di penyebrangan sungai yang kedua.

Sungai cukup deras dan lumayan panjang yang dilalui dibandingkan sebelumnya, kali itu mengharuskan saya berpegangan dengan tali dan dituntun oleh adik-adik di sana. Mereka juga akan siap mengambil alas kaki jika ada yang terlepas dan terbawa arus

Air terjun Tiu Kelep, Lombok Utara, NTB,. Foto : Dwi Laras Karimah

Selang beberapa menit dari sungai tersebut, kami diharuskan melewati apitan batu besar sebelum melihat pesona air terjun Tiu Kelep yang tidak kalah jauh cantik dengan air terjun sebelumnya. Di bawah air terjun tersebut terdapat air kolam dingin yang menggoda wisatawan untuk berenang. Air terjun tersebut memiliki dua tingkat, tetapi tingkat yang kedua memiliki banyak cabang. Keindahan air terjun Tiu Kelep dapat dilihat dari kejauhan, tetapi lebih indah jika kita berada dekat air terjun itu.

Sebagian dari kami ada yang terpeleset sampai jatuh termasuk saya, karena banyak bebatuan yang licin dengan air sungai yang terus deras mengalir. Tidak ada fasilitas seperti toilet maupun tempat ibdah disekitaran Tiu Kelep. Di tempat itu kita hanya bisa memandangi sebuah air terjun yang indah dan cantik

Pada saat selesai berkunjung dari Tiu Kelep, jasa pemandu mengajak berpetualang melewati trek yang berbeda dari sebelumnya. Kami diajak melewati terowongan gelap yang dialiri air pegunungan yang dingin. Tinggi air tersebut setinggi betis kaki, air mengalir cukup deras dan banyak lubang, maka diharuskan untuk saling berpegangan tangan dan berhati- hati. Jika tidak,  kami akan merugikan orang lain. Setelah melewati terowongan kita hanya harus menaiki anak tangga menuju parkiran mobil tempat kami memulai perjalanan  tadi.

Pusuk Sembalun

Setelah bermain air di air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep, perjalanan kami di Lombok  berlanjut menuju Pusuk sembalun sembari menuju ke penginapan kami. Pusuk Sembalun berada di kaki gunung Rinjani Lombok Timur.  Jaraknya kurang lebih satu jam setengah dari air terjun Sindang Gile. Tempat wisata Pusuk Sembalun sudah menjadi destinasi yang harus di kunjungi jika kalian berada di Lombok. Di tempat itu  banyak penginapan yang murah,  seperti cottage dengan tarip Rp 250.000  sampai hotel berbintang bertarip Rp 700.000 semalam.

Pusuk sembalun, Lombok Utara, NTB. Foto : Dwi Laras Karimah

Perjalanan menuju Pusuk Sembalun berkelok-kelok dan naik turun. Pengunjung yang membawa kendaraan perlu berhati- hati. Kendaraan yang bisa dipakai kesana, dari jenis kendaraan roda dua hingga mini bus. Tarip retribusi  seharga Rp 5.000, selain itu jangan lupa menggunakan baju tebal karena suhu disana sangat dingin, mencapai 10-20°C.

Selain ada bukit cantik, banyak fasilitas toilet umum, tempat parkir dan area berfoto yang menarik. Kita juga bisa melihat pesona alam gunung Rinjani dan rumah warga serta sawah sawah dibawahnya. Di sekitar Pusuk Sembalun terdapat jajanan  seperti bakso dan siomay yang bisa menjadi penghangat tubuh. Harga jajanan  rata-rata  Rp 5.000 per porsi.

Pemandangan kota di Lombok, NTB dari atas Sembalun. Foto : Dwi Laras

Masih banyak lagi keindahan kawasan di pulau Lombok bagai surga dunia yang wajib kalian telusuri. Menurut saya, menikmati keindahan alam dapat membuat saya bersyukur atas hidup yang telah diberikan dan berjalan-jalan untuk menikmatinya menjadi salah satu bentuk syukur kita sebagai manusia terhadap apa yang telah Tuhan ciptakan. Setelah pandemi usai jangan lupa mencari tempat yang indah di negara kita dan menikmatinya ya.

Dwi Laras Karimah, mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Mass Communicaton