Cerita Lagu “Pulang Ke Pamulang” dari Endah N’ Rhesa

0
604
Duo Endah N’Rhesa baru saja mengeluarkan singel “Pulang Ke Pamulang” yang menceritakan keriuhan kota yang semakin berkembang. Saat hadir sebagai salah satu pembicara di webinar Suara Muda: Mengusik Lewat Lirik dan Musik, penyanyi Endah Widiastuti mengupas tuntas lagu itu.
Webinar yang merupakan kerja sama Harian Kompas dan MBloc Space itu berlangsung pada Jumat (30/10/2020). Selain Endah, hadir pembicara lainnya, Gusti Arirang (Tashoora), Wendi Putranto (Mbloc Magazine), Tanayu dan Yuyi Trirachma ( Fleur! ).
Event ini juga merupakan spesial peringatan Sumpah Pemuda yang bisa diikuti peserta melalui Zoom dan Youtube Harian Kompas.

Di sisi pertama moderator Herlambang Jaluardi berbincang dengan Endah mengenai lagu “Pulang Ke Pamulang” dan ” housand Candles Lighted”. Perbincangan tampak seru karena membahas lagu “Pergi Ke Pamulang” yang baru dirilis bulan Oktober 2020 dan langsung memberi kejutan manis bagi  Endah N’ Rhesa (EAR). Lagu baru yang mereka rilis, langsung viral di media sosial. Dalam hitungan hari, lagu tersebut sanggup didengarkan ratusan ribu audiens lewat beberapa akun resmi EAR di Youtube, Instagram, dan Twitter.

Endah N Rhesa saat tampil di sebuah acara. Foto : Benediktus Tandya Pinasthika

“Lagu ini mendeskripsikan Pamulang. Bahkan, Pamulang itu bukan kota, bukan juga desa tapi ini adalah sebuah kecamatan di Kota Tanggerang Selatan yang begitu menarik” papar Endah.

Ide awal lagu ini rupanya dari Rhesa yang tinggal di daerah itu, sekitar tahun 1990an, hingga sekarang. Endah selalu teringat dengan kalimat pulang ke Pamulang sudah cukup lama karena secara bunyi enak. Dan, ternyata kata Pamulang adalah Pemulangan atau Pulang, ini adalah permainan kata yang menarik dan repetitif. Pembuatan video klip ini juga sangat sederhana dengan menggunakan kemera gawai.

Ada satu bait yang jenaka di lagu itu. “Malam tak takut kelaparan. Warung tenda yang bertebaran. Luapan air hujan datang. Ular sesekali ke permukaan”

Endah menceritakan, ada pengalaman menarik dari kantor mereka yang berbentuk rumah, yaitu kemasukan bayi ular kobra waktu di awal tahun ini ketika curah hujan tinggi. “Pamulang ini memang sub-urban yang masih banyak ruang hijau. Kami ingin ceritakan adalah betapa Pamulang ini begitu fokus untuk wilayah pemukiman karena banyak anak-anak muda yang kreatif. Mereka menetap di Pamulang, yang dinamis dan sentimentil,” kata Endah.

Dalam kesempatan itu, Endah juga menceritakan lagu “Thousand Candles Lighted” yang  dirilis tahun 2009. Lagu ini terinspirasi catatan pinggir dari Gunawan Muhammad terkait  tewasnya pejuang HAM Munir saat dalam perjalanan dari Indonesia ke Indonesia.

“Di sana ada satu kalimat, ‘Jangan takut kamu pada kegelapan karena kegelapan bagian dari kehidupan, tapi takutlah pada kepekatan karena kepekatan adalah tanda menyerah’. Kalimat itu saya kutip untuk dijadikan lirik lagu,” kata Endah.

Gregorius Aldi Bagaskoro – Magangers Batch 7 Kompas Muda