Puasa Dopamin, Cara Fokus Belajar Selama Pandemi Covid-19

55
6016

Pernahkah kalian terlalu asyik main gawai sampai lupa waktu ?. Apalagi sosial media selalu punya daya tarik tersendiri. Atau terlalu asyik nonton film, bermain gimdan lai-lain. Tanpa terasa banyak waktu yang terbuang. Padahal waktu tersebut bisa digunakan untuk hal yang produktif, seperti mengerjakan tugas, belajar, atau membantu orang tua.

Apalagi selama dirumah aja saat pandemi Covid-19. Rasanya hanya ingin rebahan sambil nonton TV dari pada belajar. Di rumah kita banyak benda dan hal yang membuat kita terlena. Seperti TV, gawai, mainan, teman, dan lainnya yang mudah mengalihkan fokus kita. Mau rajin dan produktif rasanya jadi berat ? Coba terapkan dopamine detox yuk.

Batasi kegiatan

Apa sih dopamine detoxDopamine detox atau puasa dopamin adalah membatasi kegiatan yang menghasilkan dopamin. Dopamin adalah neurotransmitter dalam tubuh yang bisa membangkitkan rasa bahagia atau senang. Saat kita melakukan hal yang kita sukai, akan melepaskan dopamin dalam tubuh yang menghasilkan perasaan bahagia. Perasaan bahagia bisa menyebabkan otak menjadi lebih fokus.

Dopamin sangat baik karena memberikan energi dalam tubuh. Kekurangan kadar dopamin bisa menyebabkan emosi menurun, sering lupa, bahkan penurunan motivasi dalam diri. Namun jika kelebihan kadar dopamin, menyebabkan rasa kesenangan yang tak terkira, gelisah, stres, dan lainnya.

Saat kita bermain gawai, itu  bisa menghasilkan dopamin dan membuat perasaan senang. Semakin lama dan keasikan bermain telepon seluler atau hal yang kita senangi, akan membuat diri melepaskan dopamin dalam jumlah besar. Inilah alasan kenapa kita betah berjam-jam bermain handphone, menonton TV, main dengan teman, melakukan hobi.

Pengalaman rasa senang yang didapatkan membuat kita ingin mendapatkan perasaan itu kembali. Atau menghasilkan rasa kecanduan. Jika kecanduan ini pada hal yang bersifat positif dan bermanfaat, ini sangat baik. Namun jika rasa kecanduan muncul pada hal atau kegiatan yang kurang baik, maka akan memberikan pengaruh yang kurang baik pula. Kecanduan juga menyebabkan prokrastinasi atau menunda-nunda yang membuat kita tidak produktif.

Tujuan dari puasa dopamin untuk mengurangi kecanduan. Mengubah perilaku impuls (rangsangan yang bergerak secara tiba-tiba tanpa pertimbangan) yang kurang baik. Dengan cara mengaitkan otak dengan perasaan bahagia dan senang kepada hal yang lebih baik.

Puasa dopamin bukan untuk menghilangkan dopamin. Karena sejatinya dopamin ada dalam tubuh. Namun lebih kepada mengontrol dopamin, agar kita lebih produktif. Mengatur diri agar bisa menghasilkan dopamin pada kegiatan yang lebih produktif dan positif.

Cara berpuasa  

Sulit fokus kadang membuat kita kesal. Contohnya sulit fokus belajar. Bukannya mencoba terus untuk fokus, karena kesal kita malah mencari kegiatan lain yang lebih ringan dan menyenangkan seperti main handphone. Yang kita lakukan hanya memberikan kebahagiaan yang sementara. Sehabis itu rasa kesal tetap ada karena tugas belum selesai.

Berikut puasa dopamin yang bisa kita terapkan untuk fokus dalam belajar.

Menahan diri

Saat dopamin yang dikeluarkan dalam jumlah besar, tubuh secara tidak langsung diajak untuk menyukai hal tersebut. Hal ini bisa membuat kebiasaan yang akan mempengaruhi gaya hidup. Menurut Kent Berridge,  profesor di bidang psikologi dan ilmu saraf, saat tidak ada rangsangan yang memicu pelepasan dopamin, otak akan beristirahat dan kembali mendapat fungsi terbaiknya, namun untuk mencapai kondisi tersebut, kita harus mau menahan diri untuk tak menuruti keinginan “bersenang-senang”.

Menjauhkan diri dari hal yang mengaktifkan stimulus. Seperti saat pandemi ini rasanya tidak mungkin menjauhkan diri dari handphone mengingat kita belajar melalui daring. Namun kita bisa menyembunyikan applikasinya, mematikan notifikasi sosial media, atau bahkan menghapus applikasinya. Buatlah menjadi sulit untuk mengakses hal yang menyebabkan kecanduan.

Atur waktumu

Mengatur waktu sangat penting untuk menghindari kecanduan. Kita harus disiplin saat mengatur waktu. Mengatur waktu untuk agar tidak tenggelam dalam rasa kecanduan. Caranya dengan melakukan kegiatan- kegiatan penggganti yang lebih positif. Siang hari biasanya kita menonton TV hingga sore. Kita bisa rubah dengan kegiatan lain seperti membaca buku, atau membantu orang tua. Sibukanlah diri dengan kegiatan yang bertentangan, sehingga akhirnya kita lupa.

Mulai dari hal yang mudah. Semisal tidak membuka sosial media selama kelas berlangsung, atau setengah hari penuh. Bisa juga satu sampai empat jam sebelum tidur, satu hari penuh atau beberapa hari, tergantung kebutuhan.

Ganti kebiasaan

Saat kita sedang berpuasa dopamin, bukan sama sekali tidak boleh melakukan hal yang menyenangkan, namun selama sedang berpuasa kita harus mengganti kebiasaan buruk kita dengan melakukan hal menyenangkan yang bersifat positif. Seperti dengan membaca buku, belajar kembali pelajaran, membantu orang tua, melakukan hobi dll. Hal ini memberikan otak alternatif lain untuk menghasilkan dopamin dalam tubuh.

Konsisten

Selain disiplin kita juga perlu konsisten. Awalnya memang akan terasa berat dan sulit. Mengganti hal yang sudah menjadi kebiasaan memang tidak akan mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa dirubah. Terus berusaha menjauhkan diri agar tidak kecanduan pada hal yang kurang positif. Mengatur waktu untuk membatasi diri supaya tidak kecanduan. Dan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat otak fokus pada kegiatan yang lebih positif dan produktif. Mengingat bahwa hal yang kurang baik itu hanya kebiasaan, bukan berati kebutuhan.

Dopamine Detox atau puasa dopamin ini seperti kita puasa makan. Saat kita berpuasa, akan membersihkan makanan yang berlebih dalam tubuh. Dan menstabilkannya. Kita tidak akan bisa menghilangkan makan karena sejatinya kita butuh makan. Namun kita bisa mengatur pola makan untuk hidup yang lebih baik.

Ainayya, mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jurusan Perhotelan.

Comments are closed.